Minggu, 28 Agustus 2011

Cinta Membuat Kita Bersayap


Aku takjub bagaimana kita memulainya
Bahkan ritmenya kita lalui tanpa pembahasan
Waktu yang berlalu membuat kita paham makna
mengenalmu adalah bait-bait tentang ketulusan


Ketika sayap itu kupersembahkan
Begitu anggun perjalanan membedah samudera
Ketika menyayangimu tanpa ucapan
Kubingkai wujud hadirmu dalam kaca mutiara

Tak ada penyesalan karena bertemu kemudian
Kita telah melambung setinggi angkasa
Tak peduli roh akan berpisah secara perlahan
Aku telah terbang hingga tak takut kehilangan nyawa

Lantas kemana nurani membawa cinta
Dititik ini perlu kedewasaan dan kearifan
Agar bunga perhatian tak senilai dosa
Hingga terhimpun sabda kejernihan Tuhan



Jumat, 26 Agustus 2011

Rahasia Hati


Pagi ini ingin kucumbu mentari
Secepat aku membuka mata
Jangan sampaikan berita semalam
Kalau kita telah bercinta pada separuhnya
membuatmu terpejam pada nikmat syuhada

 

Bagai rindunya camar
Pada laut yang bergelombang
Pada bentangan langit yang maha luas
Pada teduhnya jiwa bernada kasih
ini rahasia kita dan tuhan



Rabu, 24 Agustus 2011

V i r g o


Jangan gugat keyakinanku
Aku terlanjur lahir dengan keyakinan cinta
Disini aku bergelut dengan ego menguasaimu
Seperti keyakinanku memilikimu
atau keyakinan akan cinta  yang terbentuk
dan keyakinan pada janji masa depan
Jangan salahkan dirimu……..
Karena aku lelaki berbintang Virgo

Senin, 22 Agustus 2011

Manajemen Perkebunan

Modul-modul Manajemen Perkebunan ini disusun dalam rangka membantu kegiatan belajar mahasiswa pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.  Dengan harapan dapat mempermudah penyajian materi dan membantu mahasiswa dalam proses belajar. 


I.   RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKEBUNAN download modul 1 


II.  POLA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Download Modul II

III.  MANAJEMEN PERKEBUNAN Download Modul III


IV.  RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN INVESTASI Download Modul IV


V.  STUDI KELAYAKAN PROYEK Download Modul V

Kamis, 18 Agustus 2011

Kegiatan Penelitian Politani Pangkep

Tim Peneliti Politani Pangkep
 
Aktivitas lapangan ' Pengamatan & Pemeliharaan'

Ragam hasil pertumbuhan & panen

Rabu, 17 Agustus 2011

Kutatap Matamu Menuju Hatimu


Di matamu kulihat cahaya
Memancar pada sudut ufuk tak terduga
Menebar pesona keindahan dalam kaca mutiara
Bagaikan Gunung Uhud dalam perjalanan sahabat


Karena manatapmu hatiku tersungkur
Dalam ikhtiar menuju akhlak yang terkoyak
Tak mampu kutata kegelisahanku
Saat tatapmu memberi pelita

Tak sanggup kuhentikan tatapku
Ada harapku yang muncul tanpa permohonan
Setiap aku menatapmu aku terhenti dikelopakmu
Sekadar mencari makna di jalur mana hatiku tertuju

Kembali aku menatap
Lentik hitam itu berbinar menawan
Ingin kupastikan hasratku
Terhenti di kelopakmu
atau hatimu yang kutuju

Hingga aku pada keyakinanku
kutatap matamu menuju hatimu…………….

Minggu, 14 Agustus 2011

Pedoman Teknis Diagnosis Klon Kakao


Penggunaan bahan tanam unggul harus diikuti dengan usaha pengenalan klonnya. Pengenalan klon diperlukan untuk kegiatan pemurnian klon pada suatu populasi tanaman kakao, baik dipembibitan, di kebun  entres, maupun di lapangan. Bagi kalangan praktek biasanya merasa kesulitan untuk membedakan suatu klon dengan klon lainnya pada suatu areal populasi kakao. Untuk mengenal klon suatu tanaman seseorang harus mengetahui deskripsi yang jelas tentang ciri-ciri klon tersebut.

Pengenalan ciri-ciri klon kakao dilakukan dengan jalan mempelajari ciri-ciri morfologi tanamannya. Sifat morfologi tanaman dipengaruhi oleh factor lingkungan dan interaksi gen dominan-resesif. Analisis kemiripan morfologi dapat dilakukan dengan sifat bagian vegetatif maupun generatif). Untuk mengenal ciri-ciri klon kakao diperlukan daya ingat yang baik dan latihan pengenalan teratur. Dengan latihan yang teratur akan diperoleh kunci-kunci untuk mengenal suatu klon, yang nantinya dapat digunakan untuk membedakan suatu klon dengan klon lainnya.

Tulisan ini merupakan pedoman singkat untuk mengenal suatu klon. Dengan pedoman singkat ini diharapkan dapat lebih dipahami cara mengenal suatu klon dengan cepat dan tepat.

DESKRIPSI DAN DIAGNOSIS KLON KAKAO

Pengenalan ciri suatu klon dilakukan menurut kebutuhannya. Berbeda untuk keperluan penelitian, yang pengenalan cirinya harus dilakukan secara lengkap dengan tujuan memperoleh suatu deskripsi, untuk keperluan praktek, misalnya untuk keperluan pemurnian, karakter yang diamati tidak harus lengkap. Untuk membedakan suatu klon dengan klon yang lainnya secara benar dan pasti, kalangan praktek cukup mencatat/mengingat beberapa sifat tertentu saja yang paling menonjol.

Selanjutnya..download file

Jumat, 12 Agustus 2011

Potensi Pengembangan Kapas Rakyat di Sulawesi Selatan


Di Indonesia terdapat 3 status pengusahaan perkebunan yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS). Pada periode tahun 1970-2008 sebagian besar luas areal perkebunan kapas di Indonesia dikuasai oleh PR dengan Persentase mencapai 94,20% dari total luas areal kapas di Indonesia. Kontribusi luas areal PR setelah tahun 1985 menunjukkan kenaikan dibandingkan sebelumnya karena adanya pengalihan dan fokus ke komoditas lain seperti untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet. Namun dari sisi pertumbuhannya, luas areal PR setelah tahun 1985 justru cenderung menurun dengan rata-rata penurunan sebesar 0,60% per tahun.

Sentra produksi kapas di Indonesia terdapat di provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah. Sulawesi Selatan merupakan provinsi sentra produksi kapas terbesar dengan kontribusi rata-rata sebesar 48,60%, diikuti oleh Jawa Timur dengan kontribusi rata-rata sebesar 11,81%. Nusa Tenggara Barat berada di posisi ketiga dengan kontribusi rata-rata sebesar 9,74%, sedangkan Jawa Tengah yang luas arealnya lebih besar daripada Nusa Tenggara Barat ternyata hanya memberikan kontribusi 8,32%

Kamis, 11 Agustus 2011

Inflasi dan Pengangguran; Kurva Phillips


Dasar Teori Kurva Phillips

Tujuan utama dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk memecahkan masalah inflasi sebagai penyebab terjadinya ketidakstabilan harga dan untuk memecahkan masalah pengangguran. Jadi kebijakan ekonomi makro harus dapat mencapai sasarannya, yaitu menciptakan stabilitas harga dan dalam waktu bersamaan menciptakan kesempatan kerja.
Di pasar tenaga kerja, penurunan tingkat upah akan menyebabkan meningkatkan pengangguran karena adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya, tingkat upah akan naik jika terjadi kelebihan permintaan tenaga kerja atau jumlah pengangguran meningkat dan jumlah pencarian kerja bertambah, maka tingkat upah akan turun. Demikian pula tenaga kerja akan meningkat.
Kurva Phillips menggambarkan ciri perhubungan diantara tingkat kenaikan upah dengan tingkat pengangguran, atau di antara tingkat harga dengan tingkat pengangguran. Nama kurva tersebut diambil dari orang yang mula-mula sekali membuat studi dalam aspek tersebut. Dalam tahun 1958 A.W. Phillips, yang pada waktu itu menjadi Profesor di London School of Economics, menerbitkan satu studi mengenai ciri-ciri perubahan tingkat upah di Inggris. Studi tersebut meneliti sifat hubungan diantara tingkat pengangguran dan kenaikan tingkat upah. Kesimpulan dari studi tersebut adalah : terdapat suatu sifat hubungan yang negatif (berbalikan) diantara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran. Pada ketika tingkat pengangguran tinggi, persentasi kenaikan tingkat upah adalah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentasi kenaikan tingkat upah adalah tinggi.
Pasar tenaga kerja didasarkan atas dua asumsi sebagai berikut :
a)       Penawaran dan permintaan tenaga kerja akan menentukan tingkat upah.
b)       Perubahan tingkat upah ditentukan oleh besarnya kelebihan permintaan tenaga kerja yang disebut Excess Demand.
Kurva Phillips Jangka Panjang

Pada awal analisis kurva Phillips dijelaskan bahwa terdapat trade off antara inflasi dan pengangguran, yaitu kenaikan tingkat inflasi akan diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran. Namun kenyataannya di AS selama periode tertentu menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi diikuti oleh kenaikan tingkat pengangguran. Jadi berarti tidak terdapat trade off .

Pergeseran kurva Phillips pertama kali terjadi pada awal tahun 1976 dan kemudian terjadi lagi pada periode tahun 1973-1975 sebagian dampak embargo minyak Arab terhadap Negara-negara industri yang berpihak pada Israel dalam perang Timur Tengah. Banyak industri mengalami kebangkrutan karena dilanda resesi ekonomi dunia yang sangat parah. Pergeseran kurva Phillips berakhir pada periode tahunan 1979-1982. selama kurun waktu tersebut terjadi kenaikan pengangguran dengan bentuk pergeseran kurva Phillips yang berbeda-beda.

 

Pergeseran kurva Phillip dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan berikut;

Pada periode awal, pengangguran berada pada tingkat normal, tidak terdapat permintaan atau penawaran yang mencolok, selanjutnya pada periode kedua peningkatan yang cepat pada output selama ekspansi ekonomi menurunkan tingkat pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, perusahaan cenderung merekrut pekerja lebih banyak lagi, memberikan peningkatan upah yang lebih besar dari biasanya. Saat output melebihi potensinya, utilitas kapasitas meningkat dan penggelembungan dana meningkat, upah dan harga mulai naik. Pada periode ketiga, dengan naiknya inflasi maka perusahaan dan pekerja akan  mengharapkan inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang lebih tinggi tampak dalam keputusan upah dan harga. Tingkat ekspektasi inflasi lalu meningkat. Tingkat ekspektasi inflasi meningkat diatas kurva phillip awal yang menunjukkan tingkat ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.


NAIRU dan Dinamika Inflasi

Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara inflasi dengan pengangguran. Dalam jangka pendek, penurunan satu tingkat berarti menaikkan yang lainnya. Tetapi kurva Phillips jangka pendek cenderung bergeser terus selama inflasi yang diharapkan dan faktor lainnya berubah. Apabila pembuat kebijakan bermaksud menjaga pengangguran di bawah NAIRUthe nonaccelerating inflation rate of unemployment - , inflasi akan cenderung naik.
Teori inflasi modern berpijak pada konsep NAIRU, yaitu tingkat pengangguran terendah yang dapat dinikmati tanpa resiko kenaikan inflasi. Hal ini mewakili tingkat pengangguran dari sumber daya dimana pekerja dan produk pasar berada dalam keseimbangan inflasi. Berdasarkan teori NAIRU, tidak ada pertukaran permanen antara pengangguran dan inflasi, dan kurva Phillips jangka panjang adalah vertikal. [Review Bab 20. Macroeconomic Theory and Policy, William Branson]