Kamis, 27 Oktober 2011

H a r a p k u


Duka kemarin telah impas terbawa mentari
yang tak kunjung menampakkan wujud
karena terselimuti awan

Jika besok dalam tidurmu
Masih ada kesempatan untuk merakit angan surgawi
Berilah padaku sebuah kata
Bahwa merakitnya masih butuh tanganku

Bupal_Barru, Sulawesi Selatan

Desa Pancana_Barru
Rmh Peristirahatan Bpk Drs. H.Zainuddin












Hidup dalam 'kotak'

Minggu, 23 Oktober 2011

Penyimpangan Asumsi Model Klasik


Pada pembahasan mengenai model regresi dengan persamaan tunggal ditunjukkan bahwa model tersebut dapat dipergunakan untuk estimasi atau perkiraan,  pengujian hipotesa dan ramalan internal nilai variabel tak bebas Y.  Model yang dibahas tersebut berdasarkan asumsi-asumsi sederhana yang sering disebut asumsi klasik, sebagai berikut;
Asumsi 1 : Nilai rata-rata bersyarat dari unsur gangguan populasi ui, tergantung kepada nilai tertentu variabel yang menjelaskan (X) adalah nol.
Asumsi 2 : Varians bersyarat dari ui adalah konstan (asumsi homoscedastic).
Asumsi 3 : Tidak ada autokorelasi dalam gangguan.
Asumsi 4 : Variabel yang menjelaskan adalah nonstokastik (yaitu, tetap dalam penyampelan berulang) atau, jika stokastik, didistribusikan secara independent dari gangguan ui.
Asumsi 5 : Tidak ada multikolinearitas di antara variabel yang menjelaskan X.
Asumsi 6 : u didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan oleh Asumsi 1 dan 2.

Berikut penyimpanan yang terjadi dari asumsi klasik .....

M u l t i k o l i n e a r i t a s  download

H e t e r o s k e d a t i s i t a s download
A u t o k o r e l a s i download

Kamis, 20 Oktober 2011

Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian

I. Beberapa Pengertian Dasar Penyuluhan Pertanian

Proses penyadaran diri dari masyarakat tani memerlukan suatu kegiatan tersendiri, yaitu kegiatan penyuluhan pertanian yang pelaksanaannya perlu ditangani oleh pelaku-pelaku penyuluhan (penyuluh) yang khusus dilatih untuk melakukan kegiatan penyuluhan.  Hal ini dimaksudkan agar inovasi baru di bidang pertanian perlu mereka adopsi (terapkan).  Dengan demikian, kegiatan penyuluhan perlu dilakukan secara sistematis ,berencana dan diikuti dengan kejelasan dalam hal tujuan, sasaran dan materi penyuluhan, serta metode dan teknik penyuluhan yang berorientasi pada prinsip pendidikan orang dewasa (POD).
 Download file  ...........Modul I. Beberapa Pengertian Dasar PP

Senin, 17 Oktober 2011

Kelembagaan Lahan dan Tenaga Kerja Pada Usahatani Tanaman Pangan di Kabupaten Gunung Kidul


Oleh:
Suwarto
 
INTISARI

Penelitian bertujuan mengetahui: (1) pengaruh kelembagaan lahan dan tenaga kerja terhadap penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usahatani, (2) pengaruh kelembagaan lahan dan tenaga kerja terhadap produktivitas lahan, biaya produksi usahatani, pendapatan usahatani, dan konsumsi rumah tangga tani, (3) distribusi penguasaan lahan dan pendapatan usahatani, dan (4) kontribusi pendapatan usahatani.

Penelitian dilaksanakan secara survai di Kabupaten Gunung Kidul zona selatan yang diharapkam memberikan banyak informasi mengenai variasi kelembagaan lahan dan tenaga kerja pada usahatani. Analisis data menggunakan tabulasi silang, regresi, anova, uji t, dan Gini ratio.

kelembagaan tenaga kerja, dan kemudahan mengakses pekerjaan luar usahatani kontribusi yang berlahan sempit. Kontribusi pendapatan usahatani yangHasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja luar keluarga petani pemilik penggarap dan penyewa lahan lungguh, kas desa, dan milik perseorangan (LKP) lebih besar dari penggunaan tenaga kerja tersebut oleh para petani pada kelembagaan lainnya. Luas penguasaan lahan, keanggotaan dalam meningkatkan penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usahatani. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga meningkatkan biaya produksi, dan menurunkan pendapatan usahatani tanaman pangan. Biaya produksi tanaman pangan petani penyewa LKP lebih tinggi dari biaya tersebut pada petani dalam kelembagaan lahan lainnya. Sejalan dengan itu, pendapatan tanaman pangan para LKP lebih rendah dari pendapatan tersebut pada petani dalam kelembagaan lahan lainnya. Pendapatan rumah tangga petani pemilik penggarap lebih besar dari pendapatan rumah tangga petani penyewa HB. Pendapatan rumah tangga petani yang menggunakan tenaga kerja upahan dan arisan lebih besar dari pendapatan rumah tangga petani yang menggunakan tenaga kerja sambatan dan yang mengerjakan sendiri usahataninya. Total konsumsi rumah tangga penyewa LKP dan peminjam lahan kehutanan lebih rendah dari tingkat konsumsi para petani pada kelembagaan lahan lainnya. Pendapatan rumah tangga, nilai aset, dan jumlah anggota keluarga yang bekerja meningkatkan konsumsi rumah tangga. Distribusi pendapatan usahatani merata selaras dengan distribusi penguasaan lahan, dan distribusi pendapatan luar usahatani pada kemerataan sedang. Kontribusi pendapatan usahatani petani pemilik penggarap dan penyewa lahan HB lebih besar dari kontribusi usahatani petani penyewa LKP dan peminjam lahan kehutanan. Kontribusi pendapatan usahatani petani yang menguasai lahan luas lebih besar dari menggunakan tenaga kerja sambatan lebih besar dari kontribusi pendapatan usahatani petani yang menggunakan tenaga kerja lainnya. Kontribusi pendapatan usahatani yang jauh dari kota lebih besar dari kontribusi usahatani petani yang dekat dengan kota

Minggu, 16 Oktober 2011

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kaitan Produksi dan Komsumsi RumahTangga Tani Pada Sistem Tata Air Garpu Di Lahan Pasang Surut Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala

Oleh :
Erlinda Yurisinthae

INTISARI

Penelitian ini mempergunakan teori rumahtangga tani (agricultural household models). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produksi danproduktivitas usahatani serta tenaga kerja keluarga, sumber-sumber pendapatandan kontribusinya pada total pendapatan rumahtangga tani, pengalokasianpendapatan, pola konsumsi rumahtangga tani, dan melihat kaitan serta pengaruhproduksi pada konsumsi rumahtangga tani. Lokasi penelitian ditentukan secarapurposive di tata air Garpu Barambai. Sampel ditentukan secara acak sederhana berstrata (stratified random sampling) pada rumahtangga tani, denganmengelompokkan rumahtangga tani berdasarkan tipologi luapan dari lahanusahataninya, yaitu rumahtangga tani di lahan terluapi (181 sampel) dan tidakterluapi (119 sampel). Analisis data dilakukan dengan tabulasi, uji beda dua ratarata,regresi berganda dengan metoda OLS, model heteroskedastis dan metodapersamaan simultan 2SLS.


Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Rata-rata produktivitas lahan yang diusahakan oleh rumahtangga tani di lahan terluapi lebih tinggi dibandingkan rumahtangga tani di lahan tidak terluapi, (2) pada usahatani di lahan terluapi penggunaan input produksi berupa lahan, tenaga kerja keluarga, benih, pupuk Urea dan TSP serta suku kepala keluarga berpengaruh positif sedangkan pupuk KCl berpengaruh negatif pada produksi padi, (3) pada usahatani di lahan tidak terluapi penggunaan input produksi berupa lahan, benih, pupuk Urea, kapur pertanian berpengaruh positif sedangkan pupuk KCl dan pestisida berpengaruh negatif pada produksi padi, (4) secara keseluruhan pada usahatani di lahan pasang surut penggunaan input produksi berupa lahan, tenaga kerja keluarga, benih, pupuk Urea, kapur pertanian, suku kepala keluarga, cara membuat tabatan dan tipologi luapan lahan berpengaruh positif sedangkan pestisida berpengaruh negatif pada produksi padi, (5) persentase terbesar sumber pendapatan rumahtangga tani pada kedua kelompok rumahtangga tani berasal dari pendapatan off farm, (6) persentase terbesar dari pengalokasian pendapatan rumahtangga tani di kedua tipologi luapan adalah untuk konsumsi pangan, (7) pengeluaran konsumsi non pangan rumahtangga tani di lahan pasang surut dipengaruhi oleh pendapatan rumahtangga tani dari kegiatan off farm dan jumlah tanggungan, (8) keputusan produksi mempengaruhi keputusan konsumsi rumahtangga tani di lahan pasang surut melalui produksi pendapatan dari kegiatan off farm.
Disarankan adanya upaya mendorong petani untuk : memperbaiki teknik budidaya sehubungan dengan penggunaan input produksi, penggunaan dan pemeliharaan tabatan. Perlu kebijakan pengembangan lapangan pekerjaan yang dapat melibatkan anggota rumahtangga tani serta kegiatan yang meningkatkan  pemanfaatan pekarangan serta program bantuan pengadaan bibit ternak dan penyediaan air bersih. Penelitian ini merupakan satu langkah dalam upaya menjelaskan keadaan rumahtangga tani di lahan pasang surut khususnya dengan mempergunakan sistem tata air garpu. Penting untuk mempertimbangkan mempergunakan variabel harga dan variabel demografi lainnya pada penelitian yang akan datang agar diperoleh model rumahtangga tani yang lebih sesuai dan mendekati keadaan sebenarnya dari rumahtangga tani di lahan pasang surut.

Kamis, 13 Oktober 2011

Keterpaduan Pasar dan Permintaan Kopi Robusta Indonesia di Pasar Internasional

Oleh :
Budiarto [01/962/PS]

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk : 1). menganalisis derajat keterpaduan harga kopi robusta Indonesia dengan pasar internasional, 2). menganalisis pertumbuhan ekspor, percepatan pertumbuhan ekspor dan pangsa  pasar kopi robusta Indonesia,3). menganalisis respon permintaan kopi robusta Indonesia di pasar negara importirterhadap perubahan faktor-faktor harga kopi robusta, harga kopi arabika dan faktorlainnya.
Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu 1981-2001 untuk limanegara pengimpor utama kopi robusta Indonesia yaitu Amerika Serikat, Jerman,Jepang, Australia dan Aljeria. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis tabel,analisis statistik dan ekonometri model regresi linier berganda dengan metodeOrdinary Least Square (OLS), Autoregressive dan Two Stage Least Square (2SLS)model log-linier dinamik.

Hasil analisis menunjukkan bahwa keterpaduan pasar kopi robusta Indonesiadengan pasar internasional (New York), pasar kopi robusta Indonesia di Jerman dan Jepang terpadu dengan pasar internasional.Volume ekspor, nilai ekspor dan hargakopi robusta Indonesia tahun 1981-2001 secara keseluruhan cenderung mengalamipenurunan, pertumbuhan ekspor total ke negara di dunia pertumbuhannya masihpositif. Kinerja ekspor kopi robusta Indonesia tahun 1981-2001 mempunyaikeunggulan komparatif dan pangsa pasar tetapi cenderung menurun.. Permintaan kopirobusta Indonesia responsif terhadap perubahan harga kopi robusta dan harga kopiarabika.
Kata kunci : keterpaduan pasar, pertumbuhan ekspor, permintaan

Senin, 10 Oktober 2011

Pengaruh Varietas Unggul Terhadap Efisiensi Usahatani dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Jagung Pada Daerah Sentra Produksi di Kalimantan Barat

Oleh : NOVIRA KUSRINI [O6/09-I/1921/PS]


INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi : (1) faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam pemilihan varietas jagung (2) pengaruh varietas unggul (hibrida dan komposit) dan faktor-faktor lainnya terhadap produktivitas usahatani jagung; (3) pengaruh varietas unggul (hibrida dan komposit) dan faktor-faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani jagung; (4) pengaruh varietas unggul (hibrida dan komposit) terhadap efisiensi ekonomi relatif usahatani jagung dibandingkan dengan varietas lokal dan (5) pengaruh varietas unggul (hibrida dan komposit) terhadap distribusi pendapatan fungsional usahatani jagung dan distribusi pendapatan personal rumah tangga petani jagung serta bagaimana distribusi lahan yang diusahakan.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Metode yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling. Data digunakan satu titik waktu dengan jumlah sampel sebanyak 232 petani, terdiri atas 72 petani pola varietas lokal, 23 petani pola varietas komposit, 93 petani pola varietas hibrida dan 44 petani pola varietas hibrida-komposit. Analisis data menggunakan Model Ordinal Logit (OLOGISTIK), Model Ordinary Least Square (OLS) dan Seemingly Unrelated Regression (SUR). Selanjutnya digunakan pendekatan factor shares, earner shares dan Gini Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam pemilihan varietas adalah luas lahan, etnis (asal petani), musim tanam, umur, jarak rumah petani-lokasi budidaya jagung dan pengalaman; (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman jagung adalah : luas lahan, benih, pupuk organik, pestisida, tenaga kerja, frekuensi bimbingan, jarak tanam, etnis (asal petani) Jawa, jarak rumah petani-lokasi budidaya jagung dan varietas; (3) Produktivitas jagung varietas hibrida lebih tinggi daripada varietas komposit dan lokal pada setiap musim tanam; (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan tanaman jagung adalah : luas lahan, harga pupuk anorganik, umur, pendidikan, pengalaman, frekuensi bimbingan, jarak tanam, jarak rumah petani- lokasi budidaya jagung, etnis (asal petani) Dayak dan varietas; (5) Pendapatan jagung varietas hibrida lebih tinggi daripada varietas komposit dan lokal pada setiap musim tanam (6) Pengusahaan varietas unggul dapat meningkatkan efisiensi ekonomi relatif usahatani tanaman jagung dibandingkan dengan varietas lokal; (7) Pengusahaan varietas unggul dapat meningkatkan kontribusi sarana produksi terhadap nilai produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pemilik saprodi baik pada MK dan MH; (8) Pengusahaan varietas unggul dapat memperbaiki ketimpangan distribusi pendapatan usahatani jagung dan rumah tangga petani; (9) Adanya aktivitas luar pertanian sebagai sumber pendapatan memberikan bias negatif atau memperburuk distribusi pendapatan total rumah tangga.

Kata kunci: Varietas unggul, efisiensi  ekonomi relatif, distribusi pendapatan

Selanjutnya.............Disertasi [Ringkasan]