Sabtu, 29 Juni 2013

Yang [Rangking] Pertama


Berbeda dari biasanya, hari ini anak-anak tidak ada yang bergerak menuju kamar mandi, aktivitas setelah bangun pagi dan sholat subuh hanya diisi dengan nonton tv. Ya sudahlah,...toh mereka pada liburan, jadilah saya ‘yang pertama’ menjadi penghuni ‘kotak pendingin sekaligus penyegar’ (kayak kulkas ya_padahal hanya kamar mandi. Aktivitas hari ini nampaknya sangat penting, ada undangan penerimaan rapor disekolah. Harap-harap cemas, semoga hari ini mendapatkan yang terbaik_seperti kebanyakan orang tua lainnya, saya juga menyimpan asa semoga hari ini anak saya menjadi rangking pertama.

Sampai di sekolah yang dituju [SMPN 2 Mlati], para orang tua/wali diarahkan menuju ruang pertemuan. Untuk urusan pertemuan, saya memang selalu gagal menjadi ‘yang pertama’ hadir, apalagi jadwal yang disampaikan anak saya juga berbeda dengan jadwal sekolah...katanya pukul 8.00 nyatanya undangannya dimulai pukul 7.30...Lihat kiri-kanan...jejeran kursi-kursi sudah hampir terisi penuh, karena datangnya agak ‘terbelakang’ niatnya mau  hinggap menduduki kursi dibelakang saja, tapi kayaknya nggak mungkin, nampaknya kursi barisan belakang sudah dalam ‘kekuasaan ibu-ibu’_mau ?? duduk samping ibu-ibu_ he he ngga deh !. Karena situasinya hanya tersisa dua baris kursi paling depan, dengan menguatkan hati, saya menuju kursi di jejeran pertama_[emangnya gue pejabat ????]. Beberapa bapak-bapak yang saya kenal, tersenyum genit (he he) atau tertawa lebar sambil menutup mulut...(ppuuaassss pak !)       

Tiba pengarahan ibu kepala sekolah (emang kepala sekolahnya perempuan kok), ibu kepsek akhirnya  menyinggung juga situasi tempat duduk ibu2, yang dikatakannya baru ‘pertama’ terjadi ada pertemuan disekolahnya, situasi pengaturan duduknya seperti barisan orang shalat, wanita mengambil shof belakang, bapak-bapaknya di bagian depan_padahal emang benar pertemuannya di aula sekolah, bukan masjid.  Terus kalau seperti barisan sholat emang saya duduk paling depan__imamnya dong !.

Setelah menyampaikan prestasi siswa-siswa  dan capaian sekolah dan tentu saja permohonan kerjasama bantuan sukarela untuk pembangunan fasilitas sekolah (ini biasanya sebagai tanda syukur atas hasil belajar anak sih), para orang tua/wali diarahkan menuju kelas masing-masing tempat rapor akan dibagikan. Baru saja memasuki kelas, rasa berdebar semakin kencang_karena saya selalu mempercayai kejutan, saya selalu menyimpan harap, bayangan kejutan yang selalu hadir hari ini adalah ‘rangking pertama’. Ini setelah melihat kesungguhan anak saya belajar dan nilai peringkat sekolah, memang menjadi peringkat pertama sekolah sudah tidak mungkin, tapi melihat urutannya masih ada harapan menjadi peringkat pertama di kelasnya...(ck ck ck sungguh ayah yang optimis !!)

Setelah memberi penjelasan singkat tentang apa yang akan dilakukan pasca penerimaan rapor, termasuk memberi dorongan pada orang tua untuk terus mendampingi aktivitas belajar selama masa liburan. Ibu wali kelas bersiap menyebut nama-nama siswa, biasanya urutan dibacakan berdasarkan rangking kelas......M.Ishfan Futhifar !!.. duuggbbtt !!! jantung saya semakin kencang berdebar__’hhaahh’ nama anak saya disebut yang pertama__Alhamdulillah, nah kan !_serasa melayang saya bergerak mengambil buku rapor, yang bentuknya seperti Map Wisuda Unhas (warnanya juga sama_merah)...semua mata tertuju pada saya, dengan senyum bahagia saya pegang erat buku rapor itu, tempatkan disisi kiri seperti sedang memegang ijazah saat wisuda dulu....,ye ye akhirnya...menjadi yang pertama_pelihara harapan anda_karena kejutan bisa terjadi kapan saja....

Sedikit tergesa, tiba diluar kelas secepatnya saya buka map rapor untuk melihat prestasi anak saya. Nilai semister I saya lewati..udah tahu sih,..tiba di semister II, secara perlahan saya perhatikan semua tulisan di lembaran itu,..terbaca peringkat siswa .......9 dari 32 siswa...lho kok_!!! Perasaaan aneh menjalari tubuh,..(ngga sampe pingsan lah_lebayyy)..kebetulan para orang tua/wali juga sudah mulai merapat, seorang ibu spontan bertanya...Gimana pak rangking I kan ? Selamat !!..sambil menjaga senyum ‘ ngga bu_hanya 10 besar’ __’oohh anak saya peringkat 16, loh kan dipanggil pertama pak ? celetuk sang ibu lagi_ ‘mungkin karena melihat saya rapi, wali kelas menduga saya terburu-buru kembali ngampus, jadi didahulukan”..jawabku sekenanya_tetap ditutup dengan senyum...(dalam hati saya berguman; yang penting hari ini saya sudah jadi yang pertama.....dan itu telah membuat sedikit rasa berbeda...walau cuman sebentar).

Memang kenyataanya anak saya tidak rangking pertama, karena prestasi juara kelas memang bukan prestasi biasa, perlu ikhtiar yang lebih keras, kesabaran yang terjaga dan doa tiada pupus. Tapi kejutan menjadi ‘yang pertama’ hari ini menjadi begitu penting, kaitannya dengan harapan... Mungkin besok kenyataan itu menjadi nyata, namun tentu debaran yang saya rasakan akan punya nilai berbeda. Bisa jadi seluruh harapan saya hari ini terbawa dari ungkapan yang sehari sebelumnya saya dengar dari promotor saya (Prof. Dr. Ir. Masyhuri)  : Menjadi pertama itu penting, karena tidak tergantikan_ sementara menjadi yang terbaik pada akhirnya akan tergantikan karena prestasi-prestasi yang akan muncul kemudian_jadi dalam konteks pengalaman dan pengetahuan perlu juga mengusahakan menjadi yang pertama...[Buat para orang tua yang hari ini, kebetulan anaknya belum menjadi Rangking I,.anda tidak sendiri, he he_saya juga kok !_tetap lihat sisi terbaik anak kita_Salam !]