Kamis, 11 Juli 2013

HANYA TERIMA KASIH


11 Juli 2013_ Pagi ini kita bergegas_menembus dinginnya Kota Jogja. Seperti mengulang kenangan dalam rangkaian perjalanan waktu, dulu kita merangkai asa di bangku kuliah D3 Fanoget Unhas menyusuri Kanal Baraya untuk menyelesaikan pendidikan tanpa gelar (Fak. Non Gelar) dan saat ini dalam suasana yang sama, kita sedang menyusuri sisi jalan Selokan Mataram menuju kampus UGM yang megah, ... tempat kita akan diasah menjadi pemegang gelar tertinggi bidang pendidikan (S3).

Dua setengah jam terasa begitu lambat, saat mesti berusaha mempertahankan tulisan disertasi didepan dewan penguji, dan saya tahu engkau tak pernah habis melapadzkan doa terbaik dalam hati untuk kelancaran ujian ini, hingga akhirnya tuhan telah menentukan waktunya, tepat 2 tahun 5 bulan sejak memulai  kuliah S3, akhirnya derajat doktor dalam ilmu pertanian bisa diraih...

Memelukmu tentunya tidak cukup sebagai ungkapan terima kasih atas capaian ini, namun rasanya engkau juga paham bahwa saat ini hanya pelukan lah modal terbaik yang dapat kuberikan berbagi kebahagian. Memilikimu adalah anugerah Tuhan yang terbanding, sebagai istri, semua peran telah engkau jalankan_anak-anak kita bisa tumbuh dengan kelembutan yang engkau bagi. Dan disaat bersamaan, engkau hadirkan peran lain menjadi teman belajar di kampus serta teman diskusi di ruang belajar. Tanpa terasa kita berada dalam pusaran yang sama, menempuh proses pendidikan di ruang dan kampus yang sama dari D3 Unhas hingga S3 UGM, dari sekadar tekad menyelesaikan pendidikan tanpa gelar hingga meraih gelar tertinggi bidang pendidikan....terima kasih atas peran sebagai pendorong dan penyemangat belajar.

11 Juli 1999_ adalah waktu yang juga membuatku mengenang, saat 14 tahun yang lalu kita dipersatukan dalam mahligai rumah tangga, di bawah kepakan kelelawar kota kalong (Soppeng) yang romantis itu, saya kembali menjadi bugis dengan meminangmu.....Tidak ada harapan berlebihan yang engkau sampaikan, walau kutahu tentunya pilihan untuk bersamaku saat itu karena aku telah menjadi terbaik dihatimu.  Dikurung waktu 14 tahun bersama, tentu engkau tetaplah wanita dengan perasaan manusia_  kecewamu kau tata dengan kebajikan, keinginan kau pendam dengan bijak, hingga engkau tetap menerima amanah membimbing putra-putri kita dengan sungguh-sungguh dan tentu saja tetap melayani dengan cinta.....lagi-lagi saya hanya menghimpun sebuah kalimat ...terima kasih atas segala pengorbanan perasaan dan ketegaran untuk tetap istiqamah dalam menghadapi cobaan bersama-sama.

Semua ada waktunya dan pada saatnya akan indah, tapi hari ini sekedar ‘terima kasih’ pun lebih mampu kutuliskan daripada kuucapkan.........Terima Kasih sayang, engkau yang terbaik untuk kami-bersama Ishfan, Ika dan Iffah__ (hanya sesederhana ini).