Sabtu, 10 November 2012
DOSEN INDONESIA
UU Nomor : 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
UU Nomor : 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
PP Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Perpres Nomor : 008 Tahun 2012 Tentang Kualifikasi Nasional Indonesia (lampiran)
Rabu, 15 Agustus 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan
JURNAL PENELITIAN TANAMAN INDUSTRI, merupakan publikasi ilmiah primer yang memuat hasil penelitian primer komoditas perkebunan yang belum dimuat pada media apapun, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, DIPA 2011 dan 2012 terbit empat kali setahun.
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.18 No.2, 2012
15 Agustus 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol. 18 No.1, 2012
01 Mei 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17 No.4, 2011
17 Januari 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17, No.3, 2011
03 Desember 2011
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.18 No.2, 2012
15 Agustus 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol. 18 No.1, 2012
01 Mei 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17 No.4, 2011
17 Januari 2012
Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17, No.3, 2011
03 Desember 2011
Jumat, 13 Juli 2012
Prosiding Seminar Nasional "Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani" 2010
Prosiding ini merupakan kumpulan makalah dari Seminar Nasional "Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani" yang diselenggarakan di IPB International Convention Center, Bogor 14 Oktober 2009
|
Makalah Utama : Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya Peningkatannya
Arief Daryanto
Eksistensi Pertanian Skala Kecil dalam Era Persaingan Pasar Global
Sumaryanto
Strategi Penumbuhan dan Proteksi Sektor Pertanian
Sri Hery Susilowati dan Reni Kustiari
Makalah Penunjang :
Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta dangan Model Daya Saing Tree Five
Soetriono
Kebijakan Tataniaga Gula Terhadap Ketersediaan dan Harga Domestik Gula Pasir
Maria
Pola Tanam Berdaya Saing Komoditas Unggulan Pada Lahan Kering dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani
Amar K. Zakaria
Minggu, 17 Juni 2012
Mahasiswa Politani Pangkep Raih Penghargaan Wapres
PANGKEP, FAJAR -- Sepuluh mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia mendapat penghargaan sebagai mahasiswa penerima bantuan Bidik Misi dengan Indek Prestasi sempurna. Penghargaan itu diberikan langsung Wakil Presiden RI Boediono dalam peringatan Puncak Hari Pendidikan Nasional 2012 di Stadion Tennis Indoor, Senayan Jakarta, Rabu, 13 Juni.
Dari sepuluh mahasiswa tersebut, salah satu di antaranya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep bernama Saharuddin. Mahasiswa semester empat, jurusan Penangkapan Ikan ini menjadi satu-satunya wakil Sulsel yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.
“Saya jarang belajar, namun sering membaca di waktu luang,” kata Saharuddin saat ditemui FAJAR, Kamis, 14 Juni. Ia menjelaskan bagaimana IPK 4.0 bisa pertahankan sejak di awal semester satu. Menurutnya, membaca di waktu luang itu lebih mudah ingat daripada membaca ketika akan ujian. Saharuddin mengaku kegiatannya di kampus seperti mahasiswa lainnya yakni mengerjakan tugas, tidak pernah absen di kelas, dan meluangkan waktu untuk membaca serta berolahraga.
Ia mengaku sangat senang bisa membawa nama baik kampus. Baginya IPK tinggi bukanlah satu-satunya jalan yang ia tempuh, masih banyak kemampuan lain yang harus dikuasai, karena menurutnya tidak ada yang tidak mungkin selagi ada kemauan. “Tapi IPK merupakan bukti tertulis yang diakui,” katanya.
Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Politani Pangkep, Abdul Mutalib, SP.,MP. mengungkapkan terpilihnya salah satu mahasiswa Politani dalam program beasiswa tersebut merupakan suatu kebanggaan terbesar, khususnya bidang kemahasiswaan. Jelas saja, Saharuddin mampu terpilih setelah mengalahkan lebih dari 50 ribu mahasiswa se-Indoensia yang menerima beasiswa Bidik Misi.
"Kami berbangga dengan prestasi ini. Sebelumnya, mahasiswa kami juga pernah ada yang mendapatkan beasiswa ini," ungkap Talib.
Saharuddin, kelahiran 11 Februari 1992, lanjut Talib terpilih setelah mengikuti sejumlah rangkaian seleksi dari Kemendikbud dengan persyaratan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) di atas rata-rata. Selama menjalani studi di Politani, IPK mahasiswa semester 4 ini memang tidak pernah turun dari IPK 4.0, sehingga wajar jika beri sebuah penghargaan. "Ke depan kami akan memacu mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak Saharuddin, Insya Allah, di tahun-tahun berikutnya peraih beasiswa ini akan lebih banyak di kampus kami," ujar Talib optimis.
Program beasiswa Bidik Misi Kemendikbud ditujukan untuk para mahasiswa. Beasiswa tidak hanya diberikan pada perguruan tinggi negeri (PTN), tapi juga perguruan tinggi swasta (PTS). Tahun ini selain Politani Pangkep, ada 9 mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang juga meraih penghargaan Indek Prestasi sempurna serta penerima bantuan Bidik Misi. Kesepuluh mahasiswa ini mendapatkan nilai IPK tertinggi yakni 4. Mereka adalah, Yunita Susilowati dari Universitas Sebelas Maret, Ria Rossi dari Universitas Gadjah Mada, Yusuf Bramatya dari Institut Pertanian Bogor, Feri Ferdian dari Universitas Negeri Padang, Qanitah dari Politeknik Negeri Jember, Anja Br Ginting dari Universitas Sumatera Utara, Maryke Anggruni Lungkang, Politeknik Negeri Manado, Norisa Jumala dari Universitas Palangkaraya, Sagitania dari Universitas Pendidikan Indonesia dan tentunya Saharudin asal Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene. (sri/una)..............Sumber : Fajar online Jumat, 15 Juni 2012 | 20:52:50 WITA | 176 HITS
![]() |
BIDIK MISI. Saharuddin, Mahasiswa Politani Pangkep berada diantara 10 mahasiswa se-Indonesia yang meraih penghargaan Indek Prestasi sempurna bantuan Bidik Misi Kemendikbud RI. |
Dari sepuluh mahasiswa tersebut, salah satu di antaranya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep bernama Saharuddin. Mahasiswa semester empat, jurusan Penangkapan Ikan ini menjadi satu-satunya wakil Sulsel yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.
“Saya jarang belajar, namun sering membaca di waktu luang,” kata Saharuddin saat ditemui FAJAR, Kamis, 14 Juni. Ia menjelaskan bagaimana IPK 4.0 bisa pertahankan sejak di awal semester satu. Menurutnya, membaca di waktu luang itu lebih mudah ingat daripada membaca ketika akan ujian. Saharuddin mengaku kegiatannya di kampus seperti mahasiswa lainnya yakni mengerjakan tugas, tidak pernah absen di kelas, dan meluangkan waktu untuk membaca serta berolahraga.
Ia mengaku sangat senang bisa membawa nama baik kampus. Baginya IPK tinggi bukanlah satu-satunya jalan yang ia tempuh, masih banyak kemampuan lain yang harus dikuasai, karena menurutnya tidak ada yang tidak mungkin selagi ada kemauan. “Tapi IPK merupakan bukti tertulis yang diakui,” katanya.
Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Politani Pangkep, Abdul Mutalib, SP.,MP. mengungkapkan terpilihnya salah satu mahasiswa Politani dalam program beasiswa tersebut merupakan suatu kebanggaan terbesar, khususnya bidang kemahasiswaan. Jelas saja, Saharuddin mampu terpilih setelah mengalahkan lebih dari 50 ribu mahasiswa se-Indoensia yang menerima beasiswa Bidik Misi.
"Kami berbangga dengan prestasi ini. Sebelumnya, mahasiswa kami juga pernah ada yang mendapatkan beasiswa ini," ungkap Talib.
Saharuddin, kelahiran 11 Februari 1992, lanjut Talib terpilih setelah mengikuti sejumlah rangkaian seleksi dari Kemendikbud dengan persyaratan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) di atas rata-rata. Selama menjalani studi di Politani, IPK mahasiswa semester 4 ini memang tidak pernah turun dari IPK 4.0, sehingga wajar jika beri sebuah penghargaan. "Ke depan kami akan memacu mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak Saharuddin, Insya Allah, di tahun-tahun berikutnya peraih beasiswa ini akan lebih banyak di kampus kami," ujar Talib optimis.
Program beasiswa Bidik Misi Kemendikbud ditujukan untuk para mahasiswa. Beasiswa tidak hanya diberikan pada perguruan tinggi negeri (PTN), tapi juga perguruan tinggi swasta (PTS). Tahun ini selain Politani Pangkep, ada 9 mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang juga meraih penghargaan Indek Prestasi sempurna serta penerima bantuan Bidik Misi. Kesepuluh mahasiswa ini mendapatkan nilai IPK tertinggi yakni 4. Mereka adalah, Yunita Susilowati dari Universitas Sebelas Maret, Ria Rossi dari Universitas Gadjah Mada, Yusuf Bramatya dari Institut Pertanian Bogor, Feri Ferdian dari Universitas Negeri Padang, Qanitah dari Politeknik Negeri Jember, Anja Br Ginting dari Universitas Sumatera Utara, Maryke Anggruni Lungkang, Politeknik Negeri Manado, Norisa Jumala dari Universitas Palangkaraya, Sagitania dari Universitas Pendidikan Indonesia dan tentunya Saharudin asal Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene. (sri/una)..............Sumber : Fajar online Jumat, 15 Juni 2012 | 20:52:50 WITA | 176 HITS
Senin, 04 Juni 2012
Sabtu, 02 Juni 2012
Rabu, 02 Mei 2012
Sabtu, 21 April 2012
Tekad Seorang Ibu Untuk Buah Hatinya

Fokus
saya tidak berubah, saya terbius tontonan menakjubkan yang tidak biasa...wanita
di depan saya nampak bersayap, sayap bernama ketulusan dan cinta sekaligus... hingga
beberapa waktu berlalu. Tiba-tiba batin saya terusik...saya terus meyakinkan
diri saya bahwa wanita di depan saya ini memang pernah bertemu...tapi dimana ?
... pelan-pelan kemudian saya mulai mengurai ingatan tentang sang ibu. Ya
benar,.. saya membatin..bahkan tadi pagi saya masih bertemu ibu ini, ...
Tadi
pagi wanita ini sejenak mengusik
pekerjaan saya, entah sudah berapa kali ia hadir di ruang tempat saya bekerja - sebagai tenaga konsultan perencanaan wilayah
sementara waktu. Di salah satu ruangan Kantor Dinas PU Sultra di Jl. Ahmad
Yani, wanita ini biasa datang tiba-tiba mengetuk pintu, terus hanya dengan
menganggukkan kepalanya ia akan membersihkan meja para staf yang justru
biasanya telah bersih, mengambil keranjang sampah di sudut ruangan terus
membawanya ke penampungan sampah di luar ruangan. Dan saat semuanya selesai sang ibu akan
meminta keihklasan orang yang ada di dalam ruangan berupa imbalan rupiah ala
kadarnya, jadi sejatinya sang ibu mencoba
meminta sedekah dengan cara berbeda.
Terlepas
dari cara yang ditempuh, kehadiran
wanita ‘pembersih’ dengan kedua buah hatinya di gerai makanan siap saji ini, laksana
menghukum batin saya yang sempat menggugat kehadirannya ditempat ini. Kuteguhkan hati untuk menyakini bahwa wanita
ini memang seorang ibu, yang ketika tadi pagi saat berkeliling mengais
rejekinya entah menitipkan anaknya dimana.
Saya juga tidak tahu doa apa yang dipanjatkannya ketika mengawali hari,
faktanya ia telah menuntaskan kerjanya hari ini hingga bersyukur dengan berbagi
kenikmatan makanan di tempat yang mungkin mereka telah niatkan tadi pagi. Usahanya
mengumpulkan rupiah demi rupiah tentu tak terukur waktu, entah berapa banyak
kantor yang telah didatangi dan berapa pintu yang telah diketuk, rasanya
tujuannya hanya satu, ingin berakhir dengan suapan kenikmatan bagi sang buah
hati.
Menyaksikan kenyataan bahwa wanita
ini terpaksa mengumpulkan sisa makanan pengunjung lain dan hanya memesan seporsi makanan untuk mereka bertiga, tergerak
juga hati saya untuk memesan makanan tambahan. Saya teringat kisah Aisyah RA, putri Abu Bakar ash-Shiddiq, istri Rasulullah SAW yang membagikan kurma pada
pengemis perempuan dan dua anaknya, kasih sayang yang ditunjukkan sang ibu di
depan saya cukuplah menunjukkan kemulian yang sama pada kisah putri Rasulullah
SAW. Boleh jadi juga kehadiran mereka memang untuk mengaduk-aduk nurani saya,
menguji kepedulian dan empati saya. Segera saya tuntaskan makan bergerak menuju
westafel untuk membersihkan tangan,
tapi ketika berbalik sang ibu dan
anaknya ternyata sudah meninggalkan
tempat, saya berusaha mengejar, tapi langkah wanita itu ternyata cukup tergesa
menuruni tangga dan langsung menyetop angkutan umum. Ibu dan anak itupun pergi
entah kemana, tenggelam mengikuti pijar
lampu jalan Kota Kendari, mungkin dia akan memeluk malam atas berkah yang diterimanya
hari ini.
Tinggallah
saya yang kemudian berdiri di depan Supermaket Rabam yang tetap saja ramai. Saya menghibur diri
dengan menyimpan asa bahwa besok saya akan bertemu dengan wanita itu lagi
secepat pagi menyongsong. Bukan kah wanita itu akan kembali dengan harapan yang
sama dengan hari ini, dan tentunya salah satu pintu yang akan diketuknya esok
adalah tempat dimana saya akan menyambutnya dengan senyum dan tentu saja dengan
sedekah yang akan saya siapkan....tapi uupssh !!!! bukankah justru besok
selepas subuh saya sudah mesti 'terbang' kembali ke Makassar......
[Sebuah
perenungan di peringatan Hari Kartini ...........]
Senin, 16 April 2012
PEREKONOMIAN DINAMIS SEDERHANA
Prinsip Umum Menentukan Suatu Model
Ekuilibrium umum mencoba untuk memberikan pemahaman
tentang ekonomi secara keseluruhan menggunakan pendekatan bottom-up yang dimulai
dengan pasar individu dan agen. Model ekuilibrium umum dalam ekonomi makro
biasanya memiliki struktur sederhana yang hanya menggabungkan beberapa pasar,
seperti pasar barang dan pasar uang. Dalam
sistem pasar, harga dan produksi semua barang, termasuk harga uang dan bunga,
saling terkait. Perubahan pada satu harga
yang lebih baik, dapat mempengaruhi harga yang lain.
Sebelum menggambarkan suatu
perekonomian, terlebih dahulu kita perlu mendefinisikan tentang; a) Komoditas, tentang apa yang dikonsumsi, diperdagangkan, dan
lain-lain, b) Preferensi atas komoditas, apakah rumah tangga menyukai atau
tidak, c) Endowment , jumlah faktor eksogen yang diberikan oleh
suatu komoditas, serta d) Teknologi, bagaimana suatu komoditas diubah menjadi
komoditas lain. Selanjutnya untuk mendapatkan
prediksi tentang bagaimana
prilaku perekonomian, kita juga perlu menentukan bagaimana agen
berinteraksi (konsep keseimbangan).
Kegiatan perekomian yang
digambarkan di atas akan mefokuskan pada ”competitive equilibria”, dengan asumsi bahwa semua agen dalam
model mengambil harga pasar sebagai ketentuan dan bagian
dari kontrol mereka ketika membuat keputusan.
Suatu Contoh Perekonomian
Misalkan dalam
perekonomian pertukaran sempurna (pure
exchange economy), terdapat dua individu yang hidup selama-lamanya,
memiliki preferensi berupa fungsi utilitas komsumsi pada suatu
periode. Periode yang dimaksud merupakan periode yang tak terbatas, diawali
pada periode 0 (nol) hingga tak terhingga. Dalam setiap
periode kedua agen tersebut memperdagangkan barang konsumsi yang tidak
dapat disimpan (a non storeable comsumption good). Oleh karena itu, terdapat sejumlah
komoditi yang dimaksud juga tak terhingga (countably=infinite).
Kedua agen atau individu (sebagai representasi
pasar perekonomian) melakukan perjanjian terkait sumberdaya (endowment) yang tersedia. Dengan catatan bahwa kedua
agen diasumsikan memiliki ”time discount factor” yang sama. Agen-agen tersebut
memiliki ”endowment stream” dari
konsumsi barang-barang dengan batasan tertentu, kontrak yang
ditentukan di awal terjadinya perdagangan merupakan perjanjian yang berlaku
sekali untuk seterusnya.
Keseimbangan
Arrow-Debreu
Suatu alokasi menentukan konsumsi setiap agen di setiap
periode. Konsep kesetimbangan: Arrow-Debreu Equilibrium. Merupakan kesetimbangan Kompetitif (agen mendapatkan harga seperti
yang ditentukan), dan semua perdagangan berlangsung pada periode nol.
Suatu
kerangka keseimbangan umum dirancang untuk mengatasi pertanyaan tentang
kelangsungan hidup dan efisiensi pasar kompetitif, yang dikembangkan oleh
Kenneth Arrow dan Gerard Debreu. Pencapaian besar model Arrow-Debreu adalah
kondisi negara di mana sistem harga harus selalu mungkin, seperti tangan tak
terlihat, bisa membimbing berbagai agen dan independen untuk membuat pilihan
yang saling kompatibel. Salah satu persyaratan tersebut, mereka berpendapat,
adalah adanya pasar ke depan, di mana agen dapat membayar hari ini di tukar
untuk pengiriman di masa mendatang.
Tiga interpretasi penting dari model Arrow-Debreu. Pertama, misalkan komoditas
dibedakan menurut lokasi di mana mereka dikirim. sehingga model Arrow-Debreu merupakan
model spasial, misalnya, perdagangan internasional. Kedua, misalkan komoditas dibedakan berdasarkan saat
pengiriman. Agen dimenentukan model pembelian dan penjualan kontrak, di mana
kontrak menetapkan, misalnya, yang baik untuk disampaikan dan tanggal di mana
ia harus diberikan. Ketiga,
misalkan kontrak menentukan keadaan alam yang mempengaruhi apakah suatu
komoditi yang harus diberikan: "Sebuah kontrak untuk transfer komoditi ditentukan
saat ini, di samping sifat fisik, lokasi dan tanggal, cara melakukan transfer
suatu komoditi memungkinkan seseorang untuk bebas dari resiko berdasrkan konsep
probabilitas.
Optimalisasi
Pareto dan The First Welfare Theorem
Suatu alokasi utilitas/kesejahteraan layak (feasible) jika komsumsi
pada suatu periode lebih besar atau sama dengan nol, dimana komsumsi agen
keseluruhan merupakan jumlah dari sumberdaya agen 1 dan agen 2. Feasibilitas
menuntut bahwa konsumsinya tidak negatif dan memenuhi “kendala sumberdaya” yang
terjadi pada semua periode. Kondisi yang
terjadi dimana alokasi yang diperoleh salah satu agen 1 sama dengan alokasi
agen 2, merupakan Pareto optimum. Peningkatan yang terjadi pada salah satu agen
akan membuat agen yang lain mendapatkan utilitas yang berkurang.
Sementa suatu alokasi
disebut Pareto effisiency jika alokasi tersebut feasibel dan jika tidak
ada alokasi feasibel yang lain sehingga utilitas komsumsi salah satu agen lebih besar
atau sama dengan agen lainnya. Pareto efficiency mengambarkan kondisi, dimana salah satu agen
memperoleh utilitas yang lebih besar, tetapi tidak membuat agen lainnya dalam
kondisi yang bertambah buruk.
Dengan
perkataan lain dapat dijelaskan bahwa jika terjadi perubahan, maka perubahan
tersebut membuat sebagian anggota masyarakat bertambah sejahtera tanpa membuat
anggota masyarakat lainnya berkurang kesejahteraanya.
Keseimbangan pasar sekuensial
Pada Arrow-Debreu, pasar bertemu hanya
sekali, pada periode nol. Sementara Keseimbangan pasar sekuensial (Sequential
Markets Equilibrium): pada setiap periode, agen memperdagangkan satu periode
obligasi tertentu.
Sehingga alokasi yang terdapat pada Sequential Markets Equilibrium identik
dengan alokasi yang ada di
Arrow-Debreu ekuilibrium. Dimana perdagangan konsumsi dan aset-aset tertentu terjadi dalam
setiap periode
Dirk Krueger, Chapter 2 : A Simple Dinamy Economy]
Minggu, 08 April 2012
Rindu.....Membakar Surga_Mu
Disaat rindu ini sebatas berharap rumah_ MU
Cinta
pada_MU bukan saja absurd
Hati
ini semakin gelisah menjauh tanpa batas
Seakan
menuju ruang asing,
dimana
surga tak hadir disana
Di
ujung sajadah ini, cinta justru hadir mendua
Terpesona
kemilau surga_Mu dgn limpahan nikmat tak bertepi
Padahal, pertemuan dengan_Mu bisa saja di neraka_Mu yg sejuk
Perjalanan
hidup ini laksana berjalan tanpa akal
Hambar
tanpa pernah belajar mengenal_Mu
Sejatinya
disetiap permohonan ini rahmat_Mu lah yang
hamba tuju
Ketika
ibadah ini belum mampu meraih cinta_Mu dgn
keikhlasan
Mungkinkah
diakhirat_Mu Engkau justru berpaling menjauh
atas
dakwaan kehidupan yg kufur tanpa bekal
Jika
itu adalah akhirnya
Seharusnya
kerinduan ini hadir membakar surga_MU
[episode
Ilahi, Jogjakarta 10 April 2012]
Sabtu, 10 Maret 2012
Selamat Jalan Krishna.......................
Berita kematiannya yang disebabkan
karena serangan jantung, memang menyesakkan dada. Karena almarhum seperti begitu tergesa bertemu Sang Khalik, walaupun
maknanya kemudian almarhum sungguh tidak ingin banyak menyusahkan orang lain.
Karakter yang memang sangat kental ada pada almarhum. Interaksi saya dengan
almarhum mulai intens, sejak bersama-sama sebagai asisten mata kuliah di
Fapertahut Unhas. Saya mengenal almarhum
memang lebih banyak mempermudah teman dan mahasiswa, dibanding almarhum yang
mempersulit karena keinginannya untuk mendapatkan bantuan.
Di Politani Negeri Pangkep, Almarhum
menjadi kolega yang sangat peduli dan tegas. Dalam beberapa kesempatan Almarhum
akan begitu mengalir menyampaikan kegalauannya dibanding menyimpannya. Dan
umumnya yang disampaikan berkaitan dengan kepeduliannya dengan permasalahan rekan-rekannya
dibanding memperhitungkan masalah pribadinya. Kepeduliaan almarhum ini kemudian
mendorong kami menempatkannya sebagai anggota SENAT Perguruan Tinggi (politani
Pangkep), yang baru saja dituntaskannya.
Pada sisi lain kedudukan beliau
sebagai Sekretaris LPPM, telah memberi kontribusi bagi kolega dan rekan kerja
untuk senantiasa meningkatkan kualitas penelitian dan penulisan. Hingga akhir
hayatnya almarhum telah bersungguh-sungguh menuntaskan tugasnya yang memang
akan berakhir. Sebelum di panggil Sang
Khalik, almarhum sempat diminta untuk melaksanakan suatu tugas, namun dengan
halus beliau menolak. Hal ini karena fokus pekerjaan almarhum yang kebetulan di
saat bersamaan telah diminta oleh jurusan.
Walaupun kami di Jogja (karena tugas
studi), almarhum masih rutin menyampaikan berita kampus sekaligus menanyakan
kabar kami dan keluarga. Terakhir tanggal 15 Februari 2012, perbincangan kami
begitu datar, suaranya terdengar tiada
beban dengan sekali-sekali tertawa kecil, beliau seperti mengisyaratkan sesuatu
yang telah tuntas dikerjakan. Dari
teman-teman kerja kami tahu almarhum memang sedang bersemangat menuntaskan
semua pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya, termasuk sebelum kepergiannya, almarhum begitu telaten
mempersiapkan dan mengantarkan keberangkatan orangtua tercinta untuk umrah.
Krishna Pandu,..dari jarak yang
terpisah, memang akhirnya kami tidak dapat sekadar hadir menyaksikan senyum
terakhir di wajahmu yang tenang. Perjalananmu telah tuntas, tapi rasa terima
kasih kami atas segala dorongan, bantuan dan motivasi tentu belumlah usai,
,...masih terbayang rasa peduli itu disaat kami memutuskan untuk tetap
melangkah ke Jogja. Sementara di saat bersamaan keinginanmu untuk melanjutkan
studi saat itu tertunda untuk suatu alasan yang belum sempat engkau jelaskan
sobat. Saat ini setelah kepergianmu menghadap Yang Kuasa, sepertinya alasan itu
bisa saya maknai.......bahwa sekali lagi engkau tidak ingin memulai sesuatu
yang tidak dapat engkau akhiri.
Selamat jalan sahabat dan kolega
kami...semoga engkau telah mendapatkan tempat yang lapang. Dan kami mendoakan
kekuatan dan kesabaran bagi orang-orang tercinta (Dr.Sari Wahyuni, SP, M.Si dan
sang buah hati) yang juga adalah kawan dan sahabat kami, yang kami kenal
tangguh dan mandiri (semoga Tuhan senantiasa menjaganya). Insya Allah buah
cinta kalian, lahir dengan selamat dan menjadi penanda kebersamaan yang tiada
pupus....amin ya Rabbal alamin...
Sabtu, 18 Februari 2012
PERTUMBUHAN JANGKA MENENGAH DAN “The Measure of Our Ignorance”
Faktor ‘Residual’ Pertumbuhan
Tipe intermediate run growth (pertumbuhan jangak menengah),
merupakan tipe pertumbuhan yang melibatkan capital
deepening (peningkatan modal per tenaga kerja efektif) seperti juga capital widening (penyiapan tenaga kerja
baru dengan rasio modal). Peningkatan
kapital yang akan meningkatkan jumlah capital per tenaga kerja efektif sebanding dengan penambahan kapital untuk
pekerja baru pada suatu ratio modal. Pada saat perekonomian mencapai rasio modal
terhadap tenaga kerja efektif, dimana semua investasi menghasilkan saving rate, meliputi widen capital (penyediaan tenaga kerja
efektif baru dengan suatu besaran rasio modal), maka perubahan rasio modal akan
terhenti atau konstan dan perekonomian berada dalam keseimbangan pertumbuhan
jangka panjang.
Pada
awalnya pengetahuan tentang pembangunan ekonomi sangat terbatas. Sebagian besar
pertumbuhan ekonomi harus dikaitkan dengan residual
. Faktor residual dalam pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan output yang tidak dapat dijelaskan secara sederhana
oleh pertumbuhan input dalam constans-return
production function atau - "the measure of our ignorance,"
sebagaimana disebutkan oleh Robert Solow bahwa dalam
suatu penelitian terbesar, di Amerika Serikat, dua pertiga dari kenaikan
pendapatan per kapita termasuk dalam kategori ini. Faktor residual
ini merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, namun tidak muncul dalam
model yang dibicarakan (misalnya peran teknologi dalam penentuan pertumbuhan).
Temuan yang dikemukakan tersebut mengacu pada asumsi
technical progress yang sangat
sederhana, bahwa kemajuan teknologi berlaku dalam proses perbaikan
organisasi, sehingga fungsi produksi meningkat seiring waktu. Hipotesis bahwa kemajuan teknis dan
akumulasi modal tidak dapat dipisahkan berdasarkan perumusan tentang fungsi
dari kemajuan teknologi bahwa tidak
mungkin untuk memisahkan kemajuan teknologi dan akumulasi modal, sejak proses
pendalaman modal selalu dikaitkan dengan beberapa perwujudan teknologi baru ke
dalam barang-barang modal baru.
Faktor pertumbuhan produktivitas adalah hasil dari perubahan desain teknis
yang perlu diwujudkan, dan karenanya semua residual dari model Cobb Douglas sederhana merupakan
hasil dari kegagalan model untuk mempertimbangkan peningkatan kualitas modal. Telah ditemukan bahwa perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi AS dijelaskan oleh
tingkat perbedaan pertumbuhan modal dan
tenaga kerja dan kecendrungan perbedaaan usia
modal rata-rata. Dengan
demikian model pertumbuhan tersebut
mengakomodasi jenis kemajuan teknis dan
telah menemukan bahwa tingkat pertumbuhan jangka panjang bergantung pada
tingkat kemajuan teknis. Produktivitas yang
dihasilkan oleh barang modal tidak seragam, khususnya dari waktu ke waktu.
Produktivitas yang diperoleh dari barang fisik adalah kurang dari satu dihasilkan
oleh barang modal baru, atau barang modal berkualitas. Tampaknya bahwa
perbedaan antara kedua jenis modal berasal dari kenyataan bahwa modal yang lama dipengaruhi oleh
bentuk tambahan kemajuan teknis. Ketika modal dipengaruhi oleh jenis ini
kemajuan teknis, itu adalah modal disebut capital jelly
oleh Solow (1960).
Sumber Pertumbuhan
Dennis
Sebuah studi oleh Edward Dennison menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan baik oleh pertumbuhan faktor-faktor produksi (atau sumber daya) maupun keuntungan produktivitas.. Dennison menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, hampir 68% dari pertumbuhan ekonomi disebabkan untuk mendapatkan produktivitas. Hal ini, pada gilirannya, disebabkan oleh peningkatan keterampilan, economies of scale dan peningkatan teknologi.
Hal ini
ditemukan bahwa kemajuan teknologi khususnya
investasi tidak mempengaruhi koefisien teknis langsung tetapi ini
mempengaruhi tingkat kerja melalui saluran lain - kondisi investasi sektoral.
Terlepas dari kenyataan bahwa teknis
jenis ini meningkatkan produktivitas pertumbuhan modal, juga menimbulkan
dampak negatif pada tingkat kesempatan kerja. Kemajuan teknologi secara terus menerus menunjukkan dampak terhadap tingkat pertumbuhan dan kebijakan
ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari kemajuan teknologi di pasar
tenaga kerja.
[Review, Chapter 27_Macroeconomic Theory and Policy, William Branson]
Minggu, 12 Februari 2012
GOLDEN RULE DAN PENGANTAR MODEL PERTUMBUHAN OPTIMAL
Akumulasi
Golden Rule Phelps’
Suatu
perekonomian jika dalam keadaan steady
state maka akan tetap, tidak akan berubah. Jika perekonomian tidak dalam
keadaan steady state maka
perekonomian tersebut akan menuju ke steady
state. Dalam hal ini, steady state
menunjukkan keseimbangan jangka panjang perekonomian.
Jika masyarakat bisa memilih tingkat tabungan (saving rate) yang memaksimalkan konsumsi sendiri, ia tidak akan menabung apapun
dan mengkonsumsi semuanya. Tapi itu akan
meninggalkan generasi yang akan datang dalam suatu kesulitan ketika tidak ada modal yang digunakan untuk meningkatkan output dan
konsumsi di masa datang. Sebaliknya, jika generasi sekarang banyak yang menabung untuk generasi mendatang yang lebih baik daripada saat ini, maka kita juga
melanggar "Golden Rule" karena tidak
melakukan kebaikan
bagi
diri sendiri sebagaimana apa yang kita persiapkan untuk anak cucu kita. Dengan demikian, kondisi "Golden
Rule" adalah pilihan kolektif atau kecenderungan kebijakan memaksa tabungan sedemikian rupa sehingga
generasi mendatang dapat menikmati tingkat konsumsi per kapita yang sama saat ini.
Secara matematis, capaian kondisi pertumbuhan "Golden Rule"
diterjemahkan sebagai
tercapainya kecenderungan tabungan yang memaksimalkan konsumsi per kapita yang konsisten dengan
pertumbuhan pada kondisi steady state. Prosedurnya sederhana. Ingat bahwa konsumsi per kapita hanyalah selisih antara output per kapita dan
investasi / tabungan per kapita.
Dalam hal diagramatik, hal ini hanyalah selisih antara fungsi produksi yang
intensif dan fungsi investasi pada suatu waktu. Selisih ini yang kita Perbedaan ini kita usahakan maksimal. Kendalanya yang kita sebut stady state. Sekarang kita menuju asumsi
Golden Rule level of capital accumulation. Ide dasar dari Golden rule adalah
ketika pemerintah ingin memindahkan perekonomian kepada level steady state yang
baru, maka kemanakah perekonomian tersebut akan bergerak? Jawabannya adalah
steady state dimana konsumsi pada titik maksimum. Untuk mencapai titik
tersebut, pemerintah harus merubah tingkat tabungan. steady state, sehingga
untuk mencapai titik konsumsi yang maksimum maka kita harus mencari selisih
terbesar antara tingkat output dan depresiasi.
Dengan kata lain, kita berada
di Golden Rule ketika rasio modal tenaga kerja stedy state
atau dalam kondisi keseimbangan sedemikian rupa sehingga produk marjinal modal
sama dengan tingkat pertumbuhan alami, inilah yang disebut akumulasi ‘Golden Rule’ Edmund Phelps’.
Pertumbuhan Optimal Turnpikes
Teori
turnpike, menyatakan bahwa jalur pertumbuhan optimal pasti
digunakan seluruhnya,
namun pada
kondisi persentase kecil yang berubah-ubah menurut waktu yang
diperlukan untuk memindahkan jalur turnpike, sebagaimana pada keseimbangan, seperti batas perencanaan waktu yang menjadi lebih panjang dan lebih panjang lagi,
secara umum menghasilkan solusi atas masalah yang mengikutinya. Mengacu pada
perekonomian yang memiliki struktur model pertumbuhan neoklasik (the constraints of
the problem), dan
satu keinginan untuk memaksimumkan integral kepuasan sosial (the objective
function of the problem) sebagai fungsi konsumsi per kapita dari waktu ke waktu.
Selanjutnya jalur pertumbuhan golden rule juga merupakan jalur turnpike pada kasus yang bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan sosial
sebagai undiscounted fungsi konsumsi per kapita di sepanjang batas perencanaan. Dipastikan
menjadi lebih jelas ketika golden rule diperoleh melalui pertanyaan jalur maksimum, apakah komsumsi per kapita, untuk semua periode, hanya berada pada satu jalur yang
terjangkau, dengan tanpa referensi untuk mengurangi pendapatan dan konsumsi
pada masa yang akan datang.
Pertumbuhan
optimal turnpike melalui pengenalan discount rate terhadap integral
kesejahteraan sosial. Mengacu pada konsumsi dan pendapatan pada masa yang akan
datang yang didiscount pada tingkat suku bunga tertentu. Ketika suku bunga positif,
jalur discounted turnpike akan menghasilkan tingkat saving yang lebih rendah
dan tingkat keseimbangan. Hasilnya
adalah dipastikan bahwa dari pengurangan estimasi yang dihitung dari nilai
konsumsi dan pendapatan pada masa yang akan datang melalui discount rate,
selanjutnya pengurangan nilai saving yang dihitung terhadap peningkatan
konsumsi pada masa yang akan datang.
Penjelasan umum dari hasil ini mengikuti arah yang telah disampaikan Solow untuk hasil golden rule. Perlu dipertimbangkan kembali bahwa perekonomian adalah bebas menerima pemberian tambahan modal pada kondisinya, sehingga perlu diperhitungkan selalu rasio modal per tenaga kerja sebagai indikator penambahan yang terjadi. Pada kasus ini nilai sekarang diperoleh dari output pada masa yang akan datang melalui penambahan modal.
[Review, Chapter 26_Macroeconomi Theory and Policy, William Branson]
Langganan:
Postingan (Atom)