Senin, 12 Agustus 2013
Sabtu, 10 Agustus 2013
Jumat, 09 Agustus 2013
Kamis, 08 Agustus 2013
Kamis, 11 Juli 2013
HANYA TERIMA KASIH

Dua setengah jam terasa begitu
lambat, saat mesti berusaha mempertahankan tulisan disertasi didepan dewan
penguji, dan saya tahu engkau tak pernah habis melapadzkan doa terbaik dalam
hati untuk kelancaran ujian ini, hingga akhirnya tuhan telah menentukan
waktunya, tepat 2 tahun 5 bulan sejak memulai
kuliah S3, akhirnya derajat doktor dalam ilmu pertanian bisa diraih...
Memelukmu tentunya tidak cukup
sebagai ungkapan terima kasih atas capaian ini, namun rasanya engkau juga paham
bahwa saat ini hanya pelukan lah modal terbaik yang dapat kuberikan berbagi
kebahagian. Memilikimu adalah anugerah Tuhan yang terbanding, sebagai istri,
semua peran telah engkau jalankan_anak-anak kita bisa tumbuh dengan kelembutan
yang engkau bagi. Dan disaat bersamaan, engkau
hadirkan peran lain menjadi teman belajar di kampus serta teman diskusi di
ruang belajar. Tanpa terasa kita berada dalam pusaran yang sama, menempuh
proses pendidikan di ruang dan kampus yang sama dari D3 Unhas hingga S3 UGM,
dari sekadar tekad menyelesaikan pendidikan tanpa gelar hingga meraih gelar tertinggi
bidang pendidikan....terima kasih atas peran sebagai pendorong dan penyemangat
belajar.
11 Juli
1999_ adalah waktu yang juga membuatku mengenang, saat 14 tahun yang lalu kita
dipersatukan dalam mahligai rumah tangga, di bawah kepakan kelelawar kota
kalong (Soppeng) yang romantis itu, saya kembali menjadi bugis dengan
meminangmu.....Tidak ada harapan berlebihan yang engkau sampaikan, walau kutahu
tentunya pilihan untuk bersamaku saat itu karena aku telah menjadi terbaik
dihatimu. Dikurung waktu 14 tahun
bersama, tentu engkau tetaplah wanita dengan perasaan manusia_ kecewamu kau tata dengan kebajikan, keinginan
kau pendam dengan bijak, hingga engkau tetap menerima amanah membimbing
putra-putri kita dengan sungguh-sungguh dan tentu saja tetap melayani dengan
cinta.....lagi-lagi saya hanya menghimpun sebuah kalimat ...terima kasih atas
segala pengorbanan perasaan dan ketegaran untuk tetap istiqamah dalam
menghadapi cobaan bersama-sama.
Semua ada waktunya dan pada saatnya akan indah, tapi hari ini
sekedar ‘terima kasih’ pun lebih mampu kutuliskan daripada
kuucapkan.........Terima Kasih sayang, engkau yang terbaik untuk kami-bersama
Ishfan, Ika dan Iffah__ (hanya sesederhana ini).
Sabtu, 29 Juni 2013
Yang [Rangking] Pertama
.jpg)
Sampai di sekolah yang dituju
[SMPN 2 Mlati], para orang tua/wali diarahkan menuju ruang pertemuan. Untuk
urusan pertemuan, saya memang selalu gagal menjadi ‘yang pertama’ hadir,
apalagi jadwal yang disampaikan anak saya juga berbeda dengan jadwal
sekolah...katanya pukul 8.00 nyatanya undangannya dimulai pukul 7.30...Lihat
kiri-kanan...jejeran kursi-kursi sudah hampir terisi penuh, karena datangnya
agak ‘terbelakang’ niatnya mau hinggap
menduduki kursi dibelakang saja, tapi kayaknya nggak mungkin, nampaknya kursi
barisan belakang sudah dalam ‘kekuasaan ibu-ibu’_mau ?? duduk samping ibu-ibu_
he he ngga deh !. Karena situasinya hanya tersisa dua baris kursi paling depan,
dengan menguatkan hati, saya menuju kursi di jejeran pertama_[emangnya gue
pejabat ????]. Beberapa bapak-bapak yang saya kenal, tersenyum genit (he he)
atau tertawa lebar sambil menutup mulut...(ppuuaassss pak !)
Tiba pengarahan ibu kepala
sekolah (emang kepala sekolahnya perempuan kok), ibu kepsek akhirnya menyinggung juga situasi tempat duduk ibu2,
yang dikatakannya baru ‘pertama’ terjadi ada pertemuan disekolahnya, situasi
pengaturan duduknya seperti barisan orang shalat, wanita mengambil shof belakang, bapak-bapaknya di bagian
depan_padahal emang benar pertemuannya di aula sekolah, bukan masjid. Terus kalau seperti barisan sholat emang saya
duduk paling depan__imamnya dong !.
Setelah menyampaikan prestasi siswa-siswa dan capaian sekolah dan tentu saja permohonan
kerjasama bantuan sukarela untuk pembangunan fasilitas sekolah (ini biasanya
sebagai tanda syukur atas hasil belajar anak sih), para orang tua/wali
diarahkan menuju kelas masing-masing tempat rapor akan dibagikan. Baru saja
memasuki kelas, rasa berdebar semakin kencang_karena saya selalu mempercayai
kejutan, saya selalu menyimpan harap, bayangan kejutan yang selalu hadir hari
ini adalah ‘rangking pertama’. Ini setelah melihat kesungguhan anak saya belajar
dan nilai peringkat sekolah, memang menjadi peringkat pertama sekolah sudah
tidak mungkin, tapi melihat urutannya masih ada harapan menjadi peringkat
pertama di kelasnya...(ck ck ck sungguh ayah yang optimis !!)
Setelah memberi penjelasan
singkat tentang apa yang akan dilakukan pasca penerimaan rapor, termasuk
memberi dorongan pada orang tua untuk terus mendampingi aktivitas belajar
selama masa liburan. Ibu wali kelas bersiap menyebut nama-nama siswa, biasanya
urutan dibacakan berdasarkan rangking kelas......M.Ishfan Futhifar !!..
duuggbbtt !!! jantung saya semakin kencang berdebar__’hhaahh’ nama anak saya
disebut yang pertama__Alhamdulillah, nah kan !_serasa melayang saya bergerak
mengambil buku rapor, yang bentuknya seperti Map Wisuda Unhas (warnanya juga
sama_merah)...semua mata tertuju pada saya, dengan senyum bahagia saya pegang
erat buku rapor itu, tempatkan disisi kiri seperti sedang memegang ijazah saat
wisuda dulu....,ye ye akhirnya...menjadi yang pertama_pelihara harapan anda_karena
kejutan bisa terjadi kapan saja....
Sedikit tergesa, tiba diluar
kelas secepatnya saya buka map rapor untuk melihat prestasi anak saya. Nilai
semister I saya lewati..udah tahu sih,..tiba di semister II, secara perlahan
saya perhatikan semua tulisan di lembaran itu,..terbaca peringkat siswa .......9 dari 32 siswa...lho kok_!!! Perasaaan
aneh menjalari tubuh,..(ngga sampe pingsan lah_lebayyy)..kebetulan para orang
tua/wali juga sudah mulai merapat, seorang ibu spontan bertanya...Gimana pak
rangking I kan ? Selamat !!..sambil menjaga senyum ‘ ngga bu_hanya 10 besar’
__’oohh anak saya peringkat 16, loh kan dipanggil pertama pak ? celetuk sang
ibu lagi_ ‘mungkin karena melihat saya rapi, wali kelas menduga saya
terburu-buru kembali ngampus, jadi didahulukan”..jawabku sekenanya_tetap
ditutup dengan senyum...(dalam hati saya berguman; yang penting hari ini saya
sudah jadi yang pertama.....dan itu telah membuat sedikit rasa berbeda...walau
cuman sebentar).
Memang kenyataanya anak saya
tidak rangking pertama, karena prestasi juara kelas memang bukan prestasi
biasa, perlu ikhtiar yang lebih keras, kesabaran yang terjaga dan doa tiada
pupus. Tapi kejutan menjadi ‘yang pertama’ hari ini menjadi begitu penting,
kaitannya dengan harapan... Mungkin besok kenyataan itu menjadi nyata, namun
tentu debaran yang saya rasakan akan punya nilai berbeda. Bisa jadi seluruh
harapan saya hari ini terbawa dari ungkapan yang sehari sebelumnya saya dengar
dari promotor saya (Prof. Dr. Ir. Masyhuri)
: Menjadi pertama itu penting,
karena tidak tergantikan_ sementara menjadi yang terbaik pada akhirnya akan
tergantikan karena prestasi-prestasi yang akan muncul kemudian_jadi dalam
konteks pengalaman dan pengetahuan perlu juga mengusahakan menjadi yang
pertama...[Buat para orang tua yang hari ini, kebetulan anaknya belum menjadi
Rangking I,.anda tidak sendiri, he he_saya juga kok !_tetap lihat sisi terbaik
anak kita_Salam !]
Langganan:
Postingan (Atom)