Perbanyakan kakao lindak selama ini dilakukan secara
generatif menggunakan benih. Perbanyakan secara generatif ini lebih mudah dan
sederhana, namun populasi tanaman yang dihasilkan bervariasi, baik dalam hal ukuran
buah, warna buah dan kemampuan berproduksi karena tanaman kakao pada umumnya
bersifat menyerbuk silang. Untuk mendapatkan keseragaman sifat dalam populasi
tanaman, dapat ditempuh dengan dengan perbanyakan secara vegetatif. Disamping
itu, dengan metode perbanyakan ini dapat dilakukan perbaikan tanaman, misalnya
peningkatan mutu biji kakao dengan memanfaatkan klon-klon unggul yang tersedia
untuk memperoleh ukuran biji besar dan kadar lemak tinggi.
Perbanyakan vegetatif pada kakao meliputi okulasi, sambung
pucuk, stek dan cangkokan. Di dalam praktek, okulasi merupakan cara perbanyakan
vegetatif yang lazim diterapkan.
Meskipun hemat dalam pemakaian entres (satu tanaman hanya memerlukan satu mata
entres saja), akan tetapi pertumbuhan tunas hasil okulasi pada awalnya lambat
dan tidak seragam karena mata entres sering mengalami dorminasi. Sehingga untuk
menghasilkan bibit klonal dari okulasi diperlukan waktu yang cukup lama yaitu
sekitar 9 bulan. Selain itu batang bawah maupun tunas baru hasil okulasi memerlukan
perawatan dan perlakuan intensif. Sambung pucuk merupakan metode alternatif
yang perlu dipertimbangkan penerapannya karena lebih efisien dalam pelaksanaan
maupun waktu.
Selanjutnya....download file
Tidak ada komentar:
Posting Komentar