Oleh: Junaedi Tjanring
“Agriculture is the mother and nourishes of all other arts. When it is
well conducted, all other arts prosper.
When it is neglected, all other arts decline”. Pertanian adalah ibu dari
segala budaya. Jika pertanian berjalan dengan baik, maka budaya-budaya lainnya
akan tumbuh dengan baik pula, tetapi
manakala sektor ini ditelantarkan, maka semua budaya lainnya akan
rusak. [Xenophon, filsuf dan
sejarawan Yunani yang hidup 425 – 355
SM]
“There
is nothing more important than agriculture in governing people and serving the
Heaven”, Tidak ada suatu pun yang
lebih penting di dunia ini selain pertanian, jika ingin masuk surga. [Lao Tze _
600 SM]
Pendahuluan
Secara
luas telah diketahui bahwa pertanian memiliki sejarah yang sangat panjang.
dimulai sekitar 12.000 tahun yang lalu, Kegiatan budidaya tanaman dan hewan dilakukan sendiri di beberapa
tempat, baik di Asia Barat, Asia Timur, Amerika Tengah, dan Selatan
Amerika. Kegiatan budidaya mungkin juga
telah terjadi di lokasi lainnya,
meskipun bukti arkeologis yang meyakinkan belum ditemukan. Dalam proses budidaya, binatang, tanaman, dan lingkungan
dimanipulasi dengan berbagai cara untuk meningkatkan ketersediaan spesies dan
sifat-sifat yang diinginkan dari spesies tersebut. (Anderson. D dalam Burkhardt, 2005)
Hal
yang belum banyak diketahui adalah bahwa gagasan agama, politik, dan filosofis terhadap
pertanian dan lingkungan yang juga memiliki sejarah panjang. Diawali dalam
Alkitab Ibrani (Atau Perjanjian Lama), Allah menjanjikan anak-anak Israel
kelimpahan tanah dengan susu dan madu yang mengalir (Ul. 3:8; 15:4), Alkitab
juga melarang akuisisi pertanian kecil oleh pemilik tanah besar (Imamat 25:13,
sebagaimana dicatat dalam Spiegel
1991). Berabad-abad kemudian, filsuf Yunani Plato membahas pentingnya
merekonstruksi pertanian masa depan, dan muridnya Aristoteles mengomentari
pentingnya pencarian pengetahuan pertanian untuk "kehidupan yang lebih baik"
bagi individu dan masyarakat. Nilai
fundamental pertanian semakin menarik perhatian melalui pencerahan
pemikiran John Locke Thomas Jefferson,
yang menekankan pentingnya politik, ekonomi, dan filosofis tentang “tillers
of the soil” (Spiegel 1991). Di Amerika Serikat, masalah yang dihadapi oleh
petani menjadi fokus perhatian pada abad kesembilan belas, dan diwarisakan
hingga hari ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pertanian telah lama
menjadi perhatian yang mempertanyakan keterkaitannya dengan nilai-nilai,
prioritas, praktek, dan kebijakan.
Selengkapnya download file Etika Ilmu Pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar