Sabtu, 21 April 2012

Tekad Seorang Ibu Untuk Buah Hatinya


Selepas magrib, suasana gerai makanan siap saji (KFC) di Rabam Kota Kendari semakin ramai. Aktivitas makan saya baru saja dimulai ketika perhatian saya mulai tercuri pada aktivitas sesosok wanita di depan saya. Seorang wanita paruh baya dengan dua anak kecil perempuan menemaninya.  Putri kecilnya yg kira-kira belum dua tahun diturunkan dari dekapannya dan ditempatkan di kursi khusus yang memang disiapkan di gerai siap saji itu. Sementara anak perempuan yang lebih tua,  kira-kira  berusia empat tahun telah duduk manis dengan melipat tangan di atas meja. Sang ibu kemudian bergerak cepat memindahkan piring dan bekas makanan yang masih tersisa di atas meja setelah ditinggal pengunjung sebelumnya, disisakannya beberapa cup ice-cream (es krim) yang tinggal separuh (sisa). Sejurus kemudian es krim itu digabungkan dalam satu cup. Lalu dengan lembut sang ibu menyuapi anak yang lebih tua, berpindah ke anaknya yang kecil terus dia sendiri...hingga cup itu betul-betul kosong.  Episode berikutnya wanita itu bergerak ke kasir, memesan makanan dan kembali lagi dengan satu paket makanan siap saji, piring berisi satu nasi dan satu paha ayam goreng di tambah segelas minuman bersoda. Proses makan pun berlanjut sebagaimana gerakan pembagian es krim tadi, si ibu menyuapi anaknya bergantian dan sesekali menyuapi dirinya.

Fokus saya tidak berubah, saya terbius tontonan menakjubkan yang tidak biasa...wanita di depan saya nampak bersayap, sayap bernama ketulusan dan cinta sekaligus... hingga beberapa waktu berlalu. Tiba-tiba batin saya terusik...saya terus meyakinkan diri saya bahwa wanita di depan saya ini memang pernah bertemu...tapi dimana ? ... pelan-pelan kemudian saya mulai mengurai ingatan tentang sang ibu. Ya benar,.. saya membatin..bahkan tadi pagi saya masih bertemu ibu ini, ...

Tadi pagi wanita ini sejenak mengusik  pekerjaan saya, entah sudah berapa kali ia  hadir di ruang tempat saya bekerja  - sebagai tenaga konsultan perencanaan wilayah sementara waktu. Di salah satu ruangan Kantor Dinas PU Sultra di Jl. Ahmad Yani, wanita ini biasa datang tiba-tiba mengetuk pintu, terus hanya dengan menganggukkan kepalanya ia akan membersihkan meja para staf yang justru biasanya telah bersih, mengambil keranjang sampah di sudut ruangan terus membawanya ke penampungan sampah di luar ruangan.  Dan saat semuanya selesai sang ibu akan meminta keihklasan orang yang ada di dalam ruangan berupa imbalan rupiah ala kadarnya,  jadi sejatinya sang ibu mencoba meminta sedekah  dengan cara berbeda.

Terlepas dari cara yang ditempuh,  kehadiran wanita ‘pembersih’ dengan kedua buah hatinya  di gerai makanan siap saji ini, laksana menghukum batin saya yang sempat menggugat kehadirannya ditempat ini.  Kuteguhkan hati untuk menyakini bahwa wanita ini memang seorang ibu, yang ketika tadi pagi saat berkeliling mengais rejekinya entah menitipkan  anaknya dimana. Saya juga tidak tahu doa apa yang dipanjatkannya ketika mengawali hari, faktanya ia telah menuntaskan kerjanya hari ini hingga bersyukur dengan berbagi kenikmatan makanan di tempat yang mungkin mereka telah niatkan tadi pagi. Usahanya mengumpulkan rupiah demi rupiah tentu tak terukur waktu, entah berapa banyak kantor yang telah didatangi dan berapa pintu yang telah diketuk, rasanya tujuannya hanya satu, ingin berakhir dengan suapan kenikmatan bagi sang buah hati.

Menyaksikan kenyataan bahwa wanita ini terpaksa mengumpulkan sisa makanan pengunjung lain dan hanya memesan  seporsi makanan untuk mereka bertiga, tergerak juga hati saya untuk memesan makanan tambahan. Saya teringat kisah Aisyah RA, putri Abu Bakar  ash-Shiddiq,  istri Rasulullah SAW yang membagikan kurma  pada pengemis perempuan dan dua anaknya, kasih sayang yang ditunjukkan sang ibu di depan saya cukuplah menunjukkan kemulian yang sama pada kisah putri Rasulullah SAW. Boleh jadi juga kehadiran mereka memang untuk mengaduk-aduk nurani saya, menguji kepedulian dan empati saya. Segera saya tuntaskan makan bergerak menuju westafel untuk membersihkan tangan, tapi ketika berbalik  sang ibu dan anaknya ternyata sudah  meninggalkan tempat, saya berusaha mengejar, tapi langkah wanita itu ternyata cukup tergesa menuruni tangga dan langsung menyetop angkutan umum. Ibu dan anak itupun pergi entah kemana, tenggelam mengikuti  pijar lampu jalan Kota Kendari, mungkin dia akan memeluk malam atas berkah yang diterimanya hari ini.

Tinggallah saya yang kemudian berdiri di depan Supermaket Rabam  yang tetap saja ramai. Saya menghibur diri dengan menyimpan asa bahwa besok saya akan bertemu dengan wanita itu lagi secepat pagi menyongsong. Bukan kah wanita itu akan kembali dengan harapan yang sama dengan hari ini, dan tentunya salah satu pintu yang akan diketuknya esok adalah tempat dimana saya akan menyambutnya dengan senyum dan tentu saja dengan sedekah yang akan saya siapkan....tapi uupssh !!!! bukankah justru besok selepas subuh saya sudah mesti 'terbang' kembali ke Makassar......

[Sebuah perenungan di peringatan Hari Kartini ...........]

Senin, 16 April 2012

PEREKONOMIAN DINAMIS SEDERHANA


Prinsip Umum Menentukan Suatu Model

Ekuilibrium umum mencoba untuk memberikan pemahaman tentang ekonomi secara keseluruhan menggunakan pendekatan bottom-up yang  dimulai dengan pasar individu dan agen. Model ekuilibrium umum dalam ekonomi makro biasanya memiliki struktur sederhana yang hanya menggabungkan beberapa pasar, seperti pasar barang  dan pasar uang.  Dalam sistem pasar, harga dan produksi semua barang, termasuk harga uang dan bunga, saling terkait. Perubahan pada satu harga  yang lebih baik, dapat mempengaruhi harga yang lain.

Sebelum menggambarkan suatu perekonomian, terlebih dahulu kita perlu mendefinisikan tentang; a) Komoditas, tentang apa yang  dikonsumsi, diperdagangkan, dan lain-lain, b) Preferensi atas komoditas, apakah rumah tangga menyukai atau tidak,  c) Endowment ,  jumlah faktor eksogen yang diberikan oleh suatu komoditas, serta d) Teknologi, bagaimana suatu komoditas diubah menjadi komoditas lain.  Selanjutnya untuk  mendapatkan  prediksi  tentang  bagaimana  prilaku perekonomian, kita juga perlu menentukan bagaimana agen berinteraksi (konsep keseimbangan).

Kegiatan perekomian yang digambarkan di atas akan mefokuskan pada ”competitive equilibria”, dengan asumsi bahwa semua agen dalam model  mengambil harga pasar sebagai ketentuan dan bagian dari kontrol mereka ketika membuat keputusan.

Suatu Contoh Perekonomian

Misalkan dalam perekonomian pertukaran sempurna (pure exchange economy), terdapat dua individu yang hidup selama-lamanya, memiliki preferensi berupa fungsi utilitas komsumsi pada suatu periode. Periode yang dimaksud merupakan periode yang tak terbatas, diawali pada periode 0 (nol) hingga tak terhingga. Dalam setiap periode kedua agen tersebut memperdagangkan barang konsumsi yang tidak dapat disimpan  (a non storeable comsumption good). Oleh karena itu, terdapat sejumlah komoditi yang dimaksud juga tak terhingga (countably=infinite).

Kedua  agen atau individu (sebagai representasi pasar perekonomian) melakukan perjanjian terkait sumberdaya (endowment) yang tersedia.  Dengan catatan bahwa kedua agen  diasumsikan memiliki ”time discount factor” yang sama. Agen-agen tersebut memiliki ”endowment stream” dari konsumsi barang-barang dengan batasan tertentu, kontrak yang ditentukan di awal terjadinya perdagangan merupakan perjanjian yang berlaku sekali untuk seterusnya.

Keseimbangan Arrow-Debreu

 

Suatu alokasi  menentukan konsumsi setiap agen di setiap periode.  Konsep kesetimbangan: Arrow-Debreu Equilibrium. Merupakan kesetimbangan Kompetitif (agen mendapatkan harga seperti yang ditentukan), dan semua perdagangan berlangsung pada periode nol.

 

Suatu kerangka keseimbangan umum dirancang untuk mengatasi pertanyaan tentang kelangsungan hidup dan efisiensi pasar kompetitif, yang dikembangkan oleh Kenneth Arrow dan Gerard Debreu. Pencapaian besar model Arrow-Debreu adalah kondisi negara di mana sistem harga harus selalu mungkin, seperti tangan tak terlihat, bisa membimbing berbagai agen dan independen untuk membuat pilihan yang saling kompatibel. Salah satu persyaratan tersebut, mereka berpendapat, adalah adanya pasar ke depan, di mana agen dapat membayar hari ini di tukar untuk pengiriman di masa mendatang.


Tiga interpretasi penting dari model Arrow-Debreu. Pertama, misalkan komoditas dibedakan menurut lokasi di mana mereka dikirim. sehingga model Arrow-Debreu merupakan model spasial, misalnya, perdagangan internasional. Kedua, misalkan komoditas dibedakan berdasarkan saat pengiriman. Agen dimenentukan model pembelian dan penjualan kontrak, di mana kontrak menetapkan, misalnya, yang baik untuk disampaikan dan tanggal di mana ia harus diberikan. Ketiga, misalkan kontrak menentukan keadaan alam yang mempengaruhi apakah suatu komoditi yang harus diberikan: "Sebuah kontrak untuk transfer komoditi ditentukan saat ini, di samping sifat fisik, lokasi dan tanggal, cara melakukan transfer suatu komoditi memungkinkan seseorang untuk bebas dari resiko berdasrkan konsep probabilitas.

Optimalisasi Pareto dan The First Welfare Theorem

 

Suatu   alokasi  utilitas/kesejahteraan layak (feasible)  jika komsumsi pada suatu periode lebih besar atau sama dengan nol, dimana komsumsi agen keseluruhan merupakan jumlah dari sumberdaya agen 1 dan agen 2. Feasibilitas menuntut bahwa konsumsinya tidak negatif dan memenuhi “kendala sumberdaya” yang terjadi pada semua periode. Kondisi yang terjadi dimana alokasi yang diperoleh salah satu agen 1 sama dengan alokasi agen 2, merupakan Pareto optimum. Peningkatan yang terjadi pada salah satu agen akan membuat agen yang lain mendapatkan utilitas yang berkurang.

 

Sementa suatu alokasi  disebut Pareto effisiency  jika alokasi tersebut feasibel dan jika tidak ada alokasi feasibel yang lain  sehingga  utilitas komsumsi salah satu agen lebih besar atau sama dengan agen lainnya.   Pareto efficiency  mengambarkan kondisi, dimana salah satu agen memperoleh utilitas yang lebih besar, tetapi tidak membuat agen lainnya dalam kondisi yang bertambah buruk.

 

Dengan perkataan lain dapat dijelaskan bahwa jika terjadi perubahan, maka perubahan tersebut membuat sebagian anggota masyarakat bertambah sejahtera tanpa membuat anggota masyarakat lainnya berkurang kesejahteraanya.


Keseimbangan pasar sekuensial
    
Pada Arrow-Debreu, pasar bertemu hanya sekali, pada periode nol. Sementara  Keseimbangan pasar sekuensial   (Sequential Markets Equilibrium): pada  setiap periode, agen memperdagangkan satu periode obligasi tertentu. Sehingga alokasi yang terdapat  pada  Sequential Markets Equilibrium identik dengan alokasi yang ada di Arrow-Debreu ekuilibrium. Dimana perdagangan konsumsi dan aset-aset tertentu terjadi dalam setiap periode
      [Review : General Principles for specifying a Model, An Example Economy. 
        Dirk Krueger, Chapter 2 : A Simple Dinamy Economy]

Minggu, 08 April 2012

Rindu.....Membakar Surga_Mu


 Disaat  rindu ini sebatas berharap rumah_ MU

Cinta pada_MU bukan saja absurd
Hati ini semakin gelisah menjauh tanpa batas
Seakan menuju ruang asing,
dimana surga tak hadir disana

Di ujung sajadah ini, cinta justru hadir mendua
Terpesona kemilau surga_Mu dgn limpahan nikmat tak bertepi
Padahal,  pertemuan dengan_Mu  bisa saja di neraka_Mu yg sejuk

Perjalanan hidup ini laksana berjalan tanpa akal
Hambar tanpa pernah belajar mengenal_Mu
Sejatinya  disetiap permohonan ini rahmat­_Mu lah yang hamba tuju

Ketika ibadah ini belum mampu  meraih cinta_Mu dgn keikhlasan
Mungkinkah diakhirat_Mu Engkau justru berpaling menjauh
atas dakwaan kehidupan yg kufur tanpa bekal
Jika itu adalah akhirnya
Seharusnya kerinduan ini hadir membakar surga_MU

[episode Ilahi, Jogjakarta 10 April 2012]