Sabtu, 10 November 2012

DOSEN INDONESIA




UU Nomor : 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
UU Nomor : 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
PP Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Perpres Nomor : 008 Tahun 2012 Tentang Kualifikasi Nasional Indonesia (lampiran)

































Rabu, 15 Agustus 2012

Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan

JURNAL PENELITIAN TANAMAN INDUSTRI, merupakan publikasi ilmiah primer yang memuat hasil penelitian primer komoditas perkebunan yang belum dimuat pada media apapun, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, DIPA 2011 dan 2012 terbit empat kali setahun.

Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.18 No.2, 2012
15 Agustus 2012

Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol. 18 No.1, 2012
01 Mei 2012

Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17 No.4, 2011
17 Januari 2012

Jurnal Littri Puslitbang Perkebunan Vol.17, No.3, 2011
03 Desember 2011

Jumat, 13 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional "Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani" 2010



Prosiding ini merupakan kumpulan makalah dari Seminar Nasional "Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani" yang diselenggarakan di IPB International Convention Center, Bogor 14 Oktober 2009 


Makalah Utama : Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya Peningkatannya
                           Arief Daryanto
                         
                           Eksistensi Pertanian Skala Kecil dalam Era Persaingan Pasar Global
                           Sumaryanto

                          Strategi Penumbuhan dan Proteksi Sektor Pertanian
                          Sri Hery Susilowati dan Reni Kustiari

Makalah Penunjang :

Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta dangan Model Daya Saing Tree Five
Soetriono

Kebijakan Tataniaga Gula Terhadap Ketersediaan dan Harga Domestik Gula Pasir
Maria

Pola Tanam Berdaya Saing Komoditas Unggulan Pada Lahan Kering dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani
Amar K. Zakaria

Minggu, 17 Juni 2012

Mahasiswa Politani Pangkep Raih Penghargaan Wapres

PANGKEP, FAJAR -- Sepuluh mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia mendapat penghargaan sebagai mahasiswa penerima bantuan Bidik Misi dengan Indek Prestasi sempurna. Penghargaan itu diberikan langsung Wakil Presiden RI Boediono dalam peringatan Puncak Hari Pendidikan Nasional 2012 di Stadion Tennis Indoor, Senayan Jakarta, Rabu, 13 Juni. 

BIDIK MISI. Saharuddin, Mahasiswa Politani Pangkep berada diantara 10 mahasiswa se-Indonesia yang meraih penghargaan Indek Prestasi sempurna bantuan Bidik Misi Kemendikbud RI.



Dari sepuluh mahasiswa tersebut, salah satu di antaranya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep bernama Saharuddin. Mahasiswa semester empat, jurusan Penangkapan Ikan ini menjadi satu-satunya wakil Sulsel yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut. 



“Saya jarang belajar, namun sering membaca di waktu luang,” kata Saharuddin saat ditemui FAJAR, Kamis, 14 Juni. Ia menjelaskan bagaimana IPK 4.0 bisa pertahankan sejak di awal semester satu. Menurutnya, membaca di waktu luang itu lebih mudah ingat daripada membaca ketika akan ujian. Saharuddin mengaku kegiatannya di kampus seperti mahasiswa lainnya yakni mengerjakan tugas, tidak pernah absen di kelas, dan meluangkan waktu untuk membaca serta berolahraga. 

Ia mengaku sangat senang bisa membawa nama baik kampus. Baginya IPK tinggi bukanlah satu-satunya jalan yang ia tempuh, masih banyak kemampuan lain yang harus dikuasai, karena menurutnya tidak ada yang tidak mungkin selagi ada kemauan. “Tapi IPK merupakan bukti tertulis yang diakui,” katanya. 

Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Politani Pangkep, Abdul Mutalib, SP.,MP. mengungkapkan terpilihnya salah satu mahasiswa Politani dalam program beasiswa tersebut merupakan suatu kebanggaan terbesar, khususnya bidang kemahasiswaan. Jelas saja, Saharuddin mampu terpilih setelah mengalahkan lebih dari 50 ribu mahasiswa se-Indoensia yang menerima beasiswa Bidik Misi. 

"Kami berbangga dengan prestasi ini. Sebelumnya, mahasiswa kami juga pernah ada yang mendapatkan beasiswa ini," ungkap Talib. 

Saharuddin, kelahiran 11 Februari 1992, lanjut Talib terpilih setelah mengikuti sejumlah rangkaian seleksi dari Kemendikbud dengan persyaratan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) di atas rata-rata. Selama menjalani studi di Politani, IPK mahasiswa semester 4 ini memang tidak pernah turun dari IPK 4.0, sehingga wajar jika beri sebuah penghargaan. "Ke depan kami akan memacu mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak Saharuddin, Insya Allah, di tahun-tahun berikutnya peraih beasiswa ini akan lebih banyak di kampus kami," ujar Talib optimis. 

Program beasiswa Bidik Misi Kemendikbud ditujukan untuk para mahasiswa. Beasiswa tidak hanya diberikan pada perguruan tinggi negeri (PTN), tapi juga perguruan tinggi swasta (PTS). Tahun ini selain Politani Pangkep, ada 9 mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang juga meraih penghargaan Indek Prestasi sempurna serta penerima bantuan Bidik Misi. Kesepuluh mahasiswa ini mendapatkan nilai IPK tertinggi yakni 4. Mereka adalah, Yunita Susilowati dari Universitas Sebelas Maret, Ria Rossi dari Universitas Gadjah Mada, Yusuf Bramatya dari Institut Pertanian Bogor, Feri Ferdian dari Universitas Negeri Padang, Qanitah dari Politeknik Negeri Jember, Anja Br Ginting dari Universitas Sumatera Utara, Maryke Anggruni Lungkang, Politeknik Negeri Manado, Norisa Jumala dari Universitas Palangkaraya, Sagitania dari Universitas Pendidikan Indonesia dan tentunya Saharudin asal Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene. (sri/una)..............Sumber : Fajar online Jumat, 15 Juni 2012 | 20:52:50 WITA | 176 HITS

Sabtu, 21 April 2012

Tekad Seorang Ibu Untuk Buah Hatinya


Selepas magrib, suasana gerai makanan siap saji (KFC) di Rabam Kota Kendari semakin ramai. Aktivitas makan saya baru saja dimulai ketika perhatian saya mulai tercuri pada aktivitas sesosok wanita di depan saya. Seorang wanita paruh baya dengan dua anak kecil perempuan menemaninya.  Putri kecilnya yg kira-kira belum dua tahun diturunkan dari dekapannya dan ditempatkan di kursi khusus yang memang disiapkan di gerai siap saji itu. Sementara anak perempuan yang lebih tua,  kira-kira  berusia empat tahun telah duduk manis dengan melipat tangan di atas meja. Sang ibu kemudian bergerak cepat memindahkan piring dan bekas makanan yang masih tersisa di atas meja setelah ditinggal pengunjung sebelumnya, disisakannya beberapa cup ice-cream (es krim) yang tinggal separuh (sisa). Sejurus kemudian es krim itu digabungkan dalam satu cup. Lalu dengan lembut sang ibu menyuapi anak yang lebih tua, berpindah ke anaknya yang kecil terus dia sendiri...hingga cup itu betul-betul kosong.  Episode berikutnya wanita itu bergerak ke kasir, memesan makanan dan kembali lagi dengan satu paket makanan siap saji, piring berisi satu nasi dan satu paha ayam goreng di tambah segelas minuman bersoda. Proses makan pun berlanjut sebagaimana gerakan pembagian es krim tadi, si ibu menyuapi anaknya bergantian dan sesekali menyuapi dirinya.

Fokus saya tidak berubah, saya terbius tontonan menakjubkan yang tidak biasa...wanita di depan saya nampak bersayap, sayap bernama ketulusan dan cinta sekaligus... hingga beberapa waktu berlalu. Tiba-tiba batin saya terusik...saya terus meyakinkan diri saya bahwa wanita di depan saya ini memang pernah bertemu...tapi dimana ? ... pelan-pelan kemudian saya mulai mengurai ingatan tentang sang ibu. Ya benar,.. saya membatin..bahkan tadi pagi saya masih bertemu ibu ini, ...

Tadi pagi wanita ini sejenak mengusik  pekerjaan saya, entah sudah berapa kali ia  hadir di ruang tempat saya bekerja  - sebagai tenaga konsultan perencanaan wilayah sementara waktu. Di salah satu ruangan Kantor Dinas PU Sultra di Jl. Ahmad Yani, wanita ini biasa datang tiba-tiba mengetuk pintu, terus hanya dengan menganggukkan kepalanya ia akan membersihkan meja para staf yang justru biasanya telah bersih, mengambil keranjang sampah di sudut ruangan terus membawanya ke penampungan sampah di luar ruangan.  Dan saat semuanya selesai sang ibu akan meminta keihklasan orang yang ada di dalam ruangan berupa imbalan rupiah ala kadarnya,  jadi sejatinya sang ibu mencoba meminta sedekah  dengan cara berbeda.

Terlepas dari cara yang ditempuh,  kehadiran wanita ‘pembersih’ dengan kedua buah hatinya  di gerai makanan siap saji ini, laksana menghukum batin saya yang sempat menggugat kehadirannya ditempat ini.  Kuteguhkan hati untuk menyakini bahwa wanita ini memang seorang ibu, yang ketika tadi pagi saat berkeliling mengais rejekinya entah menitipkan  anaknya dimana. Saya juga tidak tahu doa apa yang dipanjatkannya ketika mengawali hari, faktanya ia telah menuntaskan kerjanya hari ini hingga bersyukur dengan berbagi kenikmatan makanan di tempat yang mungkin mereka telah niatkan tadi pagi. Usahanya mengumpulkan rupiah demi rupiah tentu tak terukur waktu, entah berapa banyak kantor yang telah didatangi dan berapa pintu yang telah diketuk, rasanya tujuannya hanya satu, ingin berakhir dengan suapan kenikmatan bagi sang buah hati.

Menyaksikan kenyataan bahwa wanita ini terpaksa mengumpulkan sisa makanan pengunjung lain dan hanya memesan  seporsi makanan untuk mereka bertiga, tergerak juga hati saya untuk memesan makanan tambahan. Saya teringat kisah Aisyah RA, putri Abu Bakar  ash-Shiddiq,  istri Rasulullah SAW yang membagikan kurma  pada pengemis perempuan dan dua anaknya, kasih sayang yang ditunjukkan sang ibu di depan saya cukuplah menunjukkan kemulian yang sama pada kisah putri Rasulullah SAW. Boleh jadi juga kehadiran mereka memang untuk mengaduk-aduk nurani saya, menguji kepedulian dan empati saya. Segera saya tuntaskan makan bergerak menuju westafel untuk membersihkan tangan, tapi ketika berbalik  sang ibu dan anaknya ternyata sudah  meninggalkan tempat, saya berusaha mengejar, tapi langkah wanita itu ternyata cukup tergesa menuruni tangga dan langsung menyetop angkutan umum. Ibu dan anak itupun pergi entah kemana, tenggelam mengikuti  pijar lampu jalan Kota Kendari, mungkin dia akan memeluk malam atas berkah yang diterimanya hari ini.

Tinggallah saya yang kemudian berdiri di depan Supermaket Rabam  yang tetap saja ramai. Saya menghibur diri dengan menyimpan asa bahwa besok saya akan bertemu dengan wanita itu lagi secepat pagi menyongsong. Bukan kah wanita itu akan kembali dengan harapan yang sama dengan hari ini, dan tentunya salah satu pintu yang akan diketuknya esok adalah tempat dimana saya akan menyambutnya dengan senyum dan tentu saja dengan sedekah yang akan saya siapkan....tapi uupssh !!!! bukankah justru besok selepas subuh saya sudah mesti 'terbang' kembali ke Makassar......

[Sebuah perenungan di peringatan Hari Kartini ...........]

Senin, 16 April 2012

PEREKONOMIAN DINAMIS SEDERHANA


Prinsip Umum Menentukan Suatu Model

Ekuilibrium umum mencoba untuk memberikan pemahaman tentang ekonomi secara keseluruhan menggunakan pendekatan bottom-up yang  dimulai dengan pasar individu dan agen. Model ekuilibrium umum dalam ekonomi makro biasanya memiliki struktur sederhana yang hanya menggabungkan beberapa pasar, seperti pasar barang  dan pasar uang.  Dalam sistem pasar, harga dan produksi semua barang, termasuk harga uang dan bunga, saling terkait. Perubahan pada satu harga  yang lebih baik, dapat mempengaruhi harga yang lain.

Sebelum menggambarkan suatu perekonomian, terlebih dahulu kita perlu mendefinisikan tentang; a) Komoditas, tentang apa yang  dikonsumsi, diperdagangkan, dan lain-lain, b) Preferensi atas komoditas, apakah rumah tangga menyukai atau tidak,  c) Endowment ,  jumlah faktor eksogen yang diberikan oleh suatu komoditas, serta d) Teknologi, bagaimana suatu komoditas diubah menjadi komoditas lain.  Selanjutnya untuk  mendapatkan  prediksi  tentang  bagaimana  prilaku perekonomian, kita juga perlu menentukan bagaimana agen berinteraksi (konsep keseimbangan).

Kegiatan perekomian yang digambarkan di atas akan mefokuskan pada ”competitive equilibria”, dengan asumsi bahwa semua agen dalam model  mengambil harga pasar sebagai ketentuan dan bagian dari kontrol mereka ketika membuat keputusan.

Suatu Contoh Perekonomian

Misalkan dalam perekonomian pertukaran sempurna (pure exchange economy), terdapat dua individu yang hidup selama-lamanya, memiliki preferensi berupa fungsi utilitas komsumsi pada suatu periode. Periode yang dimaksud merupakan periode yang tak terbatas, diawali pada periode 0 (nol) hingga tak terhingga. Dalam setiap periode kedua agen tersebut memperdagangkan barang konsumsi yang tidak dapat disimpan  (a non storeable comsumption good). Oleh karena itu, terdapat sejumlah komoditi yang dimaksud juga tak terhingga (countably=infinite).

Kedua  agen atau individu (sebagai representasi pasar perekonomian) melakukan perjanjian terkait sumberdaya (endowment) yang tersedia.  Dengan catatan bahwa kedua agen  diasumsikan memiliki ”time discount factor” yang sama. Agen-agen tersebut memiliki ”endowment stream” dari konsumsi barang-barang dengan batasan tertentu, kontrak yang ditentukan di awal terjadinya perdagangan merupakan perjanjian yang berlaku sekali untuk seterusnya.

Keseimbangan Arrow-Debreu

 

Suatu alokasi  menentukan konsumsi setiap agen di setiap periode.  Konsep kesetimbangan: Arrow-Debreu Equilibrium. Merupakan kesetimbangan Kompetitif (agen mendapatkan harga seperti yang ditentukan), dan semua perdagangan berlangsung pada periode nol.

 

Suatu kerangka keseimbangan umum dirancang untuk mengatasi pertanyaan tentang kelangsungan hidup dan efisiensi pasar kompetitif, yang dikembangkan oleh Kenneth Arrow dan Gerard Debreu. Pencapaian besar model Arrow-Debreu adalah kondisi negara di mana sistem harga harus selalu mungkin, seperti tangan tak terlihat, bisa membimbing berbagai agen dan independen untuk membuat pilihan yang saling kompatibel. Salah satu persyaratan tersebut, mereka berpendapat, adalah adanya pasar ke depan, di mana agen dapat membayar hari ini di tukar untuk pengiriman di masa mendatang.


Tiga interpretasi penting dari model Arrow-Debreu. Pertama, misalkan komoditas dibedakan menurut lokasi di mana mereka dikirim. sehingga model Arrow-Debreu merupakan model spasial, misalnya, perdagangan internasional. Kedua, misalkan komoditas dibedakan berdasarkan saat pengiriman. Agen dimenentukan model pembelian dan penjualan kontrak, di mana kontrak menetapkan, misalnya, yang baik untuk disampaikan dan tanggal di mana ia harus diberikan. Ketiga, misalkan kontrak menentukan keadaan alam yang mempengaruhi apakah suatu komoditi yang harus diberikan: "Sebuah kontrak untuk transfer komoditi ditentukan saat ini, di samping sifat fisik, lokasi dan tanggal, cara melakukan transfer suatu komoditi memungkinkan seseorang untuk bebas dari resiko berdasrkan konsep probabilitas.

Optimalisasi Pareto dan The First Welfare Theorem

 

Suatu   alokasi  utilitas/kesejahteraan layak (feasible)  jika komsumsi pada suatu periode lebih besar atau sama dengan nol, dimana komsumsi agen keseluruhan merupakan jumlah dari sumberdaya agen 1 dan agen 2. Feasibilitas menuntut bahwa konsumsinya tidak negatif dan memenuhi “kendala sumberdaya” yang terjadi pada semua periode. Kondisi yang terjadi dimana alokasi yang diperoleh salah satu agen 1 sama dengan alokasi agen 2, merupakan Pareto optimum. Peningkatan yang terjadi pada salah satu agen akan membuat agen yang lain mendapatkan utilitas yang berkurang.

 

Sementa suatu alokasi  disebut Pareto effisiency  jika alokasi tersebut feasibel dan jika tidak ada alokasi feasibel yang lain  sehingga  utilitas komsumsi salah satu agen lebih besar atau sama dengan agen lainnya.   Pareto efficiency  mengambarkan kondisi, dimana salah satu agen memperoleh utilitas yang lebih besar, tetapi tidak membuat agen lainnya dalam kondisi yang bertambah buruk.

 

Dengan perkataan lain dapat dijelaskan bahwa jika terjadi perubahan, maka perubahan tersebut membuat sebagian anggota masyarakat bertambah sejahtera tanpa membuat anggota masyarakat lainnya berkurang kesejahteraanya.


Keseimbangan pasar sekuensial
    
Pada Arrow-Debreu, pasar bertemu hanya sekali, pada periode nol. Sementara  Keseimbangan pasar sekuensial   (Sequential Markets Equilibrium): pada  setiap periode, agen memperdagangkan satu periode obligasi tertentu. Sehingga alokasi yang terdapat  pada  Sequential Markets Equilibrium identik dengan alokasi yang ada di Arrow-Debreu ekuilibrium. Dimana perdagangan konsumsi dan aset-aset tertentu terjadi dalam setiap periode
      [Review : General Principles for specifying a Model, An Example Economy. 
        Dirk Krueger, Chapter 2 : A Simple Dinamy Economy]

Minggu, 08 April 2012

Rindu.....Membakar Surga_Mu


 Disaat  rindu ini sebatas berharap rumah_ MU

Cinta pada_MU bukan saja absurd
Hati ini semakin gelisah menjauh tanpa batas
Seakan menuju ruang asing,
dimana surga tak hadir disana

Di ujung sajadah ini, cinta justru hadir mendua
Terpesona kemilau surga_Mu dgn limpahan nikmat tak bertepi
Padahal,  pertemuan dengan_Mu  bisa saja di neraka_Mu yg sejuk

Perjalanan hidup ini laksana berjalan tanpa akal
Hambar tanpa pernah belajar mengenal_Mu
Sejatinya  disetiap permohonan ini rahmat­_Mu lah yang hamba tuju

Ketika ibadah ini belum mampu  meraih cinta_Mu dgn keikhlasan
Mungkinkah diakhirat_Mu Engkau justru berpaling menjauh
atas dakwaan kehidupan yg kufur tanpa bekal
Jika itu adalah akhirnya
Seharusnya kerinduan ini hadir membakar surga_MU

[episode Ilahi, Jogjakarta 10 April 2012]

Sabtu, 10 Maret 2012

Selamat Jalan Krishna.......................


Jum’at, pukul 03.30 WIB subuh dini hari, kami menerima pesan yang sangat menghentak, saya mesti mengkonfirmai ulang berita tersebut  untuk kebenarannya , hingga akhirnya saya diyakinkan bahwa kolega sekaligus sahabat kami  Krishna Pandu, SP, MP (40 th) telah tiba masa menghadap pencipta_Nya. Sahabat kami meghadap pemilik Arasy di sepertiga malam (pukul 02.30 WITA), disaat kutub-kutub bumi dipenuhi malaikat, takkala pintu langit  di buka, dan di saat tangan-tangan tengadah berharap pengasih_Nya. Almarhum meninggal di hari Jumat, waktu yang sama  dengan begitu banyak orang-orang saleh meninggal dunia. Hari Jum'at adalah tanda kematian Husnul Khotimah. Dari Ibnu umar Ra, Rasulullah Saw bersabda : "Tiada seorang muslim yang meninggal pada hari atau malam jum`at, kecuali Allah akan menyelamatkannya dari siksa kubur" (HR Ahmad & At-Turmudzi).
          Berita kematiannya yang disebabkan karena serangan jantung, memang menyesakkan dada. Karena almarhum seperti  begitu tergesa bertemu Sang Khalik, walaupun maknanya kemudian almarhum sungguh tidak ingin banyak menyusahkan orang lain. Karakter yang memang sangat kental ada pada almarhum. Interaksi saya dengan almarhum mulai intens, sejak bersama-sama sebagai asisten mata kuliah di Fapertahut Unhas.  Saya mengenal almarhum memang lebih banyak mempermudah teman dan mahasiswa, dibanding almarhum yang mempersulit karena keinginannya untuk mendapatkan bantuan.
         Di Politani Negeri Pangkep, Almarhum menjadi kolega yang sangat peduli dan tegas. Dalam beberapa kesempatan Almarhum akan begitu mengalir menyampaikan kegalauannya dibanding menyimpannya. Dan umumnya yang disampaikan berkaitan dengan kepeduliannya dengan permasalahan rekan-rekannya dibanding memperhitungkan masalah pribadinya. Kepeduliaan almarhum ini kemudian mendorong kami menempatkannya sebagai anggota SENAT Perguruan Tinggi (politani Pangkep), yang baru saja dituntaskannya.
      Pada sisi lain kedudukan beliau sebagai Sekretaris LPPM, telah memberi kontribusi bagi kolega dan rekan kerja untuk senantiasa meningkatkan kualitas penelitian dan penulisan. Hingga akhir hayatnya almarhum telah bersungguh-sungguh menuntaskan tugasnya yang memang akan berakhir. Sebelum  di panggil Sang Khalik, almarhum sempat diminta untuk melaksanakan suatu tugas, namun dengan halus beliau menolak. Hal ini karena fokus pekerjaan almarhum yang kebetulan di saat bersamaan telah diminta oleh jurusan.  
     Walaupun kami di Jogja (karena tugas studi), almarhum masih rutin menyampaikan berita kampus sekaligus menanyakan kabar kami dan keluarga. Terakhir tanggal 15 Februari 2012, perbincangan kami begitu datar, suaranya terdengar  tiada beban dengan sekali-sekali tertawa kecil, beliau seperti mengisyaratkan sesuatu yang telah  tuntas dikerjakan. Dari teman-teman kerja kami tahu almarhum memang sedang bersemangat menuntaskan semua pekerjaan yang  menjadi tanggungjawabnya, termasuk sebelum kepergiannya, almarhum begitu telaten mempersiapkan dan mengantarkan keberangkatan orangtua tercinta untuk umrah.
     Krishna Pandu,..dari jarak yang terpisah, memang akhirnya kami tidak dapat sekadar hadir menyaksikan senyum terakhir di wajahmu yang tenang. Perjalananmu telah tuntas, tapi rasa terima kasih kami atas segala dorongan, bantuan dan motivasi tentu belumlah usai, ,...masih terbayang rasa peduli itu disaat kami memutuskan untuk tetap melangkah ke Jogja. Sementara di saat bersamaan keinginanmu untuk melanjutkan studi saat itu tertunda untuk suatu alasan yang belum sempat engkau jelaskan sobat. Saat ini setelah kepergianmu menghadap Yang Kuasa, sepertinya alasan itu bisa saya maknai.......bahwa sekali lagi engkau tidak ingin memulai sesuatu yang tidak dapat engkau akhiri.
   Selamat jalan sahabat dan kolega kami...semoga engkau telah mendapatkan tempat yang lapang. Dan kami mendoakan kekuatan dan kesabaran bagi orang-orang tercinta (Dr.Sari Wahyuni, SP, M.Si dan sang buah hati) yang juga adalah kawan dan sahabat kami, yang kami kenal tangguh dan mandiri (semoga Tuhan senantiasa menjaganya). Insya Allah buah cinta kalian, lahir dengan selamat dan menjadi penanda kebersamaan yang tiada pupus....amin ya Rabbal alamin...

Sabtu, 18 Februari 2012

PERTUMBUHAN JANGKA MENENGAH DAN “The Measure of Our Ignorance”


Faktor ‘Residual’ Pertumbuhan
Tipe intermediate run growth (pertumbuhan jangak menengah), merupakan tipe pertumbuhan yang melibatkan capital deepening (peningkatan modal per tenaga kerja efektif) seperti juga capital widening (penyiapan tenaga kerja baru dengan rasio modal).  Peningkatan kapital yang akan meningkatkan jumlah capital per tenaga kerja efektif  sebanding dengan penambahan kapital untuk pekerja baru pada suatu ratio modal. Pada saat perekonomian mencapai rasio modal terhadap tenaga kerja efektif, dimana semua investasi menghasilkan saving rate, meliputi widen capital (penyediaan tenaga kerja efektif baru dengan suatu besaran rasio modal), maka perubahan rasio modal akan terhenti atau konstan dan perekonomian berada dalam keseimbangan pertumbuhan jangka panjang.
Pada awalnya pengetahuan tentang pembangunan ekonomi sangat terbatas. Sebagian besar pertumbuhan ekonomi harus dikaitkan dengan residual . Faktor residual dalam pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan output yang tidak dapat dijelaskan secara sederhana oleh pertumbuhan input dalam constans-return production function  atau - "the measure of our ignorance," sebagaimana disebutkan oleh Robert Solow  bahwa dalam suatu penelitian terbesar, di Amerika Serikat, dua pertiga dari kenaikan pendapatan per kapita termasuk dalam kategori ini. Faktor residual ini merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, namun tidak muncul dalam model yang dibicarakan (misalnya peran teknologi dalam penentuan pertumbuhan).
Temuan yang dikemukakan tersebut mengacu pada asumsi technical progress yang sangat sederhana, bahwa kemajuan teknologi berlaku dalam proses perbaikan organisasi, sehingga fungsi produksi meningkat seiring waktu.  Hipotesis bahwa kemajuan teknis dan akumulasi modal tidak dapat dipisahkan berdasarkan perumusan tentang fungsi dari kemajuan teknologi bahwa  tidak mungkin untuk memisahkan kemajuan teknologi dan akumulasi modal, sejak proses pendalaman modal selalu dikaitkan dengan beberapa perwujudan teknologi baru ke dalam barang-barang modal baru.
Faktor pertumbuhan produktivitas adalah hasil dari perubahan desain teknis yang perlu diwujudkan, dan karenanya semua residual  dari model Cobb Douglas sederhana merupakan hasil dari kegagalan model untuk mempertimbangkan peningkatan kualitas modal.  Telah ditemukan bahwa perbedaan  tingkat pertumbuhan ekonomi AS dijelaskan oleh tingkat  perbedaan pertumbuhan modal dan tenaga kerja dan kecendrungan perbedaaan usia  modal rata-rata.  Dengan demikian  model pertumbuhan tersebut mengakomodasi  jenis kemajuan teknis dan telah menemukan bahwa tingkat pertumbuhan jangka panjang bergantung pada tingkat kemajuan teknis. Produktivitas yang dihasilkan oleh barang modal tidak seragam, khususnya dari waktu ke waktu. Produktivitas yang diperoleh dari barang fisik adalah kurang dari satu dihasilkan oleh barang modal baru, atau barang modal berkualitas. Tampaknya bahwa perbedaan antara kedua jenis modal berasal dari kenyataan bahwa modal yang lama dipengaruhi oleh bentuk tambahan kemajuan teknis. Ketika modal dipengaruhi oleh jenis ini kemajuan teknis, itu adalah modal disebut capital jelly oleh Solow (1960).  
Sumber Pertumbuhan Dennis

Sebuah studi oleh Edward Dennison menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan baik
oleh pertumbuhan faktor-faktor produksi (atau sumber daya) maupun keuntungan produktivitas.. Dennison menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, hampir 68% dari pertumbuhan ekonomi disebabkan untuk mendapatkan produktivitas. Hal ini, pada gilirannya, disebabkan oleh peningkatan keterampilan, economies of scale dan peningkatan teknologi.

Hal ini ditemukan bahwa kemajuan teknologi khususnya  investasi tidak mempengaruhi koefisien teknis langsung tetapi ini mempengaruhi tingkat kerja melalui saluran lain - kondisi investasi sektoral. Terlepas dari kenyataan bahwa teknis  jenis ini meningkatkan produktivitas pertumbuhan modal, juga menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesempatan kerja. Kemajuan teknologi  secara terus menerus menunjukkan dampak  terhadap tingkat pertumbuhan dan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari kemajuan teknologi di pasar tenaga kerja.

[Review, Chapter 27_Macroeconomic Theory and Policy, William Branson]

Minggu, 12 Februari 2012

GOLDEN RULE DAN PENGANTAR MODEL PERTUMBUHAN OPTIMAL


Akumulasi Golden Rule Phelps’

Suatu perekonomian jika dalam keadaan steady state maka akan tetap, tidak akan berubah. Jika perekonomian tidak dalam keadaan steady state maka perekonomian tersebut akan menuju ke steady state. Dalam hal ini, steady state menunjukkan keseimbangan jangka panjang perekonomian.

Jika masyarakat bisa memilih tingkat tabungan (saving rate) yang memaksimalkan konsumsi sendiri, ia tidak akan menabung apapun dan  mengkonsumsi semuanya. Tapi itu akan meninggalkan generasi yang akan datang dalam  suatu kesulitan ketika tidak ada modal yang digunakan untuk meningkatkan output dan konsumsi di masa datang. Sebaliknya, jika generasi sekarang banyak yang menabung untuk generasi mendatang  yang lebih baik daripada saat ini, maka kita juga melanggar "Golden Rule" karena  tidak melakukan kebaikan bagi diri sendiri sebagaimana apa yang  kita persiapkan untuk anak cucu kita. Dengan demikian, kondisi "Golden Rule" adalah pilihan kolektif atau kecenderungan kebijakan memaksa tabungan sedemikian rupa sehingga generasi mendatang dapat menikmati tingkat konsumsi per kapita  yang sama saat ini.
Secara matematis, capaian kondisi pertumbuhan "Golden Rule" diterjemahkan sebagai tercapainya kecenderungan tabungan yang memaksimalkan konsumsi per kapita yang konsisten dengan pertumbuhan pada kondisi steady state. Prosedurnya sederhana. Ingat bahwa konsumsi per kapita hanyalah selisih antara output per kapita dan investasi / tabungan per kapita.
Dalam hal diagramatik, hal ini hanyalah selisih antara fungsi produksi yang intensif dan fungsi investasi pada suatu waktu. Selisih ini yang kita Perbedaan ini kita usahakan maksimal. Kendalanya yang kita sebut stady state. Sekarang kita menuju asumsi Golden Rule level of capital accumulation. Ide dasar dari Golden rule adalah ketika pemerintah ingin memindahkan perekonomian kepada level steady state yang baru, maka kemanakah perekonomian tersebut akan bergerak? Jawabannya adalah steady state dimana konsumsi pada titik maksimum. Untuk mencapai titik tersebut, pemerintah harus merubah tingkat tabungan. steady state, sehingga untuk mencapai titik konsumsi yang maksimum maka kita harus mencari selisih terbesar antara tingkat output dan depresiasi.
Dengan kata lain, kita berada di Golden Rule ketika rasio modal tenaga kerja stedy state  atau dalam kondisi keseimbangan sedemikian rupa sehingga produk marjinal modal sama dengan tingkat pertumbuhan alami, inilah yang disebut akumulasi ‘Golden Rule’ Edmund Phelps’.
Pertumbuhan Optimal Turnpikes

Teori turnpike, menyatakan bahwa jalur pertumbuhan optimal pasti digunakan seluruhnya, namun pada kondisi persentase kecil yang berubah-ubah menurut  waktu yang diperlukan untuk memindahkan jalur turnpike, sebagaimana pada keseimbangan, seperti batas perencanaan waktu yang menjadi lebih panjang dan lebih panjang lagi, secara umum menghasilkan solusi atas masalah yang mengikutinya. Mengacu pada perekonomian yang memiliki struktur model pertumbuhan neoklasik (the constraints of the problem), dan satu keinginan untuk memaksimumkan integral kepuasan sosial (the objective function of the problem) sebagai fungsi konsumsi per kapita dari waktu  ke waktu.

Selanjutnya jalur pertumbuhan golden rule juga merupakan jalur turnpike pada kasus yang bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan sosial sebagai undiscounted fungsi konsumsi per kapita di sepanjang batas perencanaan. Dipastikan menjadi lebih jelas ketika golden rule diperoleh melalui pertanyaan jalur maksimum, apakah komsumsi per kapita, untuk semua periode, hanya berada pada satu jalur yang terjangkau, dengan tanpa referensi untuk mengurangi pendapatan dan konsumsi pada masa yang akan datang.

Pertumbuhan optimal turnpike melalui pengenalan discount rate terhadap integral kesejahteraan sosial. Mengacu pada konsumsi dan pendapatan pada masa yang akan datang yang didiscount  pada tingkat suku bunga tertentu. Ketika suku bunga positif, jalur discounted turnpike akan menghasilkan tingkat saving yang lebih rendah dan tingkat keseimbangan. Hasilnya adalah dipastikan bahwa dari pengurangan estimasi yang dihitung dari nilai konsumsi dan pendapatan pada masa yang akan datang melalui discount rate, selanjutnya pengurangan nilai saving yang dihitung terhadap peningkatan konsumsi pada masa yang akan datang.

Penjelasan umum dari hasil ini mengikuti arah yang telah disampaikan Solow untuk hasil golden rule. Perlu dipertimbangkan kembali bahwa perekonomian adalah bebas  menerima pemberian tambahan modal pada kondisinya, sehingga perlu diperhitungkan selalu rasio modal per  tenaga kerja sebagai indikator penambahan yang terjadi. Pada kasus ini nilai sekarang diperoleh dari output pada masa yang akan datang melalui penambahan modal.

[Review, Chapter 26_Macroeconomi Theory and Policy, William Branson]