Perbedaan utama
antara manusia dan binatang terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil
jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang dipenuhi
oleh kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek yang
diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian sering
kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia
inginkan, sedangkan manusia yang paling primitif pun telah tahu mempergunakan
bandringan, laso atau melempar dengan batu (Philip E. B. Jourdain dalam Suriasumantri 1990). Manusia
sering disebut sebagai homo faber: makhluk yang membuat alat; dan kemampuan
membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya pengetahuan
tersebut memerlukan alat-alat.
Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat.
Penguaaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat
imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah
yang baik tidak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah pada
dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah
yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik
maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika, agar
dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat.
Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang
berupa bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi
verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa
merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu maka
penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika
induktif. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam berpikir
deduktif ini sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif (Jujun S. Suriasumantri, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar