Kamis, 08 September 2011

Pedoman Teknis Sambung Pucuk Kakako


Perbanyakan kakao lindak selama ini dilakukan secara generatif menggunakan benih. Perbanyakan secara generatif ini lebih mudah dan sederhana, namun populasi tanaman yang dihasilkan bervariasi, baik dalam hal ukuran buah, warna buah dan kemampuan berproduksi karena tanaman kakao pada umumnya bersifat menyerbuk silang. Untuk mendapatkan keseragaman sifat dalam populasi tanaman, dapat ditempuh dengan dengan perbanyakan secara vegetatif. Disamping itu, dengan metode perbanyakan ini dapat dilakukan perbaikan tanaman, misalnya peningkatan mutu biji kakao dengan memanfaatkan klon-klon unggul yang tersedia untuk memperoleh ukuran biji besar dan kadar lemak tinggi.
Perbanyakan vegetatif pada kakao meliputi okulasi, sambung pucuk, stek dan cangkokan. Di dalam praktek, okulasi merupakan cara perbanyakan vegetatif  yang lazim diterapkan. Meskipun hemat dalam pemakaian entres (satu tanaman hanya memerlukan satu mata entres saja), akan tetapi pertumbuhan tunas hasil okulasi pada awalnya lambat dan tidak seragam karena mata entres sering mengalami dorminasi. Sehingga untuk menghasilkan bibit klonal dari okulasi diperlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 9 bulan. Selain itu batang bawah maupun tunas baru hasil okulasi memerlukan perawatan dan perlakuan intensif. Sambung pucuk merupakan metode alternatif yang perlu dipertimbangkan penerapannya karena lebih efisien dalam pelaksanaan maupun waktu.
Selanjutnya....download file

Tidak ada komentar: