Selasa, 09 Agustus 2011

Inflasi, Produktivias dan Distribusi Pendapatan


Inflasi Dalam Model Statis
Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai Inflasi. . Model statis adalah model ekonomi makro yang mengabaikan dimensi waktu. Analisis ekonomi dilakukan pada waktu keadaan tertentu. Sementara Model keseimbangan(equilibrium model) adalah model yang analisisnya berlandaskan asumsi perekonomian akan senantiasa mencapai keseimbangan.
Inflasi yang timbul karena adanya tekanan dari dari sisi permintaan disebut  demand-pull inflation dan dari sisi supply disebut cost-push inflationFaktor penyebab terjadi demand-pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara faktor-faktor terjadinya cost-push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga komoditi yang diatur pemerintah, dan terjadi negative supply- goncaangan akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja
Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, atau dinamakan efek redistribusi dari inflasi (redistribution effect of inflation). Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya menurun
Inflasi dapat menyebabkan penurunan didalam efisiensi ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena sumberdaya dari investasi yang produktif ke investasi yang tidak produktif, sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif (efficiency effect of inflation).
Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja secara langsung dengan cara memotivasi perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan, dan juga memotivasi orang untuk bekerja lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini.
Identifikasi Demand-Pull dan Cost-Push Inflation
Dalam praktek, sangat sulit untuk memisahkan demand-pull dari cost-push inflation.  Semua yang ditunjukkan pada data harga dan upah adalah suatu urutan harga dan upah yang tidak ada hentinya meningkat.  Jika kita memilih kenaikan upah sebagai permulaan awal dari equilibrium, kemudian berikutnya inflasi mungkin diberi label cost-push. Tetapi jika kenaikan harga diambil sebagai permulaan awal, inflasi adalah demand-pull.

Upah, Harga dan Produktivitas
Peningkatan produktivitas terjadi seiring peningkatan keseimbangan antara pendapatan dan perluasan kesempatan kerja membawa pada kondisi keseimbangan awal dan keseimbangan output pada sisi penawaran meningkat. Apabila upah dan produktivitas marginal tenaga kerja tumbuh pada tingkat yang sama, terjadi peningkatan penawaran perekonomian yang tetap.
Jika produktivitas tenaga kerja dan tingkat upah mengalami peningkatan dengan jumlah sama, keseimbangan harga dan tenaga kerja akan tetap. Tingkat awal employment dan harga konsisten dengan tingkat upah yang tinggi dan tingkat output, dalam kaitan dengan kenaikkan produktivitas. Dengan demikian, untuk memelihara equilibrium pada perekonomian saat harga meningkat, equilibrium output sisi permintaan juga harus diperluas.
Peningkatan upah bersama dengan produktivitas pada tingkat employment awal akan tetap equilibrium employment pada tingkat harga. Sebagai hasilnya, perekonomian akan tetap pada equilibrium  output, produktivitas, dan tingkat upah meningkat, dan employment dan tingkat harga konstan.
Dasar hubungan upah, harga dan produktivitas dapat diperoleh dari  kondisi equilibrium pasar tenaga kerja, yang tetap konstan. Pada jumlah tenaga kerja yang sama, produktivitas tenaga kerja mengalami kenaikan dengan meningkatnya output, sehingga upah dan permintaan tenaga kerja juga meningkat, naik dengan tingkat yang sama.[Review Bab 19, Macroeconomic Theory and Policy, William Branson]

Tidak ada komentar: