Desa Tosora Kab. Wajo |
Ada adagium bahwa hampir tak ada negeri yang tidak didatangi orang Wajo, sampai keujung duniapun asalkan ada peluang bisnis dan iklim yang menjamin kebebasan berusaha, orang Wajo akan datang. Perumpamaan itu tak lain untuk menunjukkan betapa sifat kewirausahaan (entrepreneurship) telah mendarah daging pada setiap orang Wajo. Sifat ini dituntun pesan leluhur, ‘aja mumaelo natunai sekke, naburuki labo’ (jangan terhina oleh sifat kikir dan hancur oleh sifat boros).
Berpegang pada Tellu Ampikalena To WajoE (tiga prinsip hidup), tau’ E ri DewataE, siri’E ri tawwe na watakkale (ketaqwaan kepada Allah SWT, rasa malu pada orang lain dan pada diri sendiri), orang Wajo memiliki etos kerja, resopa natinulu natemmangingngi, namalomo naletei pammase Dewata Seuwae (hanya dengan kerja keras, rajin dan ulet, mendapat keridahaan Allah SWT).
Orang Wajo senantiasa mendambakan terciptanya iklim kebebasan berdasarkan prinsip, Maradeka To Wajo’E , najajiang alena maradeka, napoada adanna nappobicara bicaranna, napogau gaunna, adeassemaurennami napopuang (orang Wajo dilahirkan merdeka, bebas berekspresi, bebas bicara, dan menyatakan pendapat, bebas berbuat, hanya hukum berlandaskan permusyawaratan yang dipertuan).
Nilai-nilai yang sejak dulu ada patut dikembangkan Pelestarian dan nilai-nilai positif membutuhkan wahana menjadi sumber motivasi, sebagaimana kemajuan Wajo di bawah kepemimpinan Arung Matoa, yaitu :
1. La Tadampare Puang Rimaggalatung
2. Petta Latiringeng To Taba Arung Simettengpola
3. La Mungkace Toaddamang
4. La Sangkuru Patau
5. La Salewangeng To Tenriruwa
6. La Maddukelleng
7. La Pariusi To Maddualeng
Sementara itu sejarah Kelahiran Wajo sendiri terbagi ke dalam 6 versi :
1. Puang Rilampulungeng
2. Puang Ritimpengeng
3. Cinnongtabi
4. Boli versi kerajaan Cina
5. Masa ke- Batara-an
6. Masa Ke-Arung Matoa-an
Tosora sebagai salah satu pusat pengembangan Kerajaan Wajo memiliki situs yang perlu dipelihara dan dijaga kelestraiannya, paling tidak untuk menata kembali sejarah kelahiran Wajo sebagai suatu Kerajaan di masa lalu. Berpenduduk 2.226 jiwa, sebagian besar penduduk Desa Tosora hidup dari sektor pertanian, yakni 1.655 orang ditambah buruh Tani sebanyak 652 orang dan sebagian lainnya hidup sebagai pedagang yang merupakan kekuatan utama ekonomi orang Wajo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar